KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku logistik mengapresiasi fasilitas Port Financing Service (PFS) di Pelabuhan Tanjung Priok yang disediakan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC. Fasilitas tersebut diharapkan bisa menjangkau semua pelaku bisnis logistik agar transaksi layanan jasa kepelabuhanan lebih mudah, cepat, dan terkontrol. “Kami menyambut baik layanan PSF yang ditawarkan IPC, karena akan memudahkan transaksi pembayaran layanan port charges, terutama untuk mempersingkat time entry antrian ketika bongkar muat, terutama di hari libur,” papar Managing Director PT Indoline Freight Services, Fitra Sony dalam keterangan resminya yang dikutip, Minggu (16/8).
Fitra menjelaskan, saat ini layanan di pelabuhan memang lebih cepat. Namun hal itbelum bisa dijadikan tolak ukur karena belum terjadi pada saat high season dalam negeri dan musim ekspor. Menurutnya, fasilitas PFS masih perlu disosialisasikan lebih luas kepada para konsumen. Setelah itu, IPC perlu mengobservasi cara kerja layanan ini. “Kita juga ingin melihat nanti setelah high season. Untuk dalam negeri, sebelum puasa hingga sebelum lebaran merupakan puncak tertinggi, kemudian Natal hingga tahun baru. Kira-kira antara Oktober sampai awal Januari,” paparnya. Jika lancar, otomatis nanti akan memperbaiki kinerja jasa logistik secara keseluruhan. Beban biaya operasional di perusahaan-perusahaan logistik lebih terkontrol dengan sistem ini, dimana akan berlaku
cashless, mulai dari supir, operasional, dan pembayaran port charges-nya. Fitra bilang, semua dunia usaha logistik yang berkaitan dengan area pelabuhan senang dan terbantu dengan kehadiran sistem itu. Sementara itu, Direktur Nasional Maritime Institute (Namarim), Siswanto Rusdi mengatakan, hadirnya PFS membuat transaksi kepelabuhan semakin baik dan mudah. Itu tidak terlepas dari kualitas teknologi informasi yang disiapkan pelabuhan. “Jika kualitas IT baik, maka proses kegiatan dan transaksi yang berhubungan dengan PSF akan baik. Masalah yang ada sekarang adalah terkadang koneksi internet kurang baik maka ini berpotensi jadi kendala,” paparnya. Dia menambahkan, program 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu harus dikoordinasikan dengan birokrasi lain, mengingat kantor-kantor pelayanan publik pemerintah umumnya libur pada Sabtu dan Minggu. Siswanto berharap adanya evaluasi bersama, baik di IPC maupun dari pihak pengusaha yang menggunakan fasilitas PSF.
Seperti diketahui, untuk memudahkan pengguna jasa pelabuhan dalam bertransaksi, IPC bekerjasama dengan BNI menyediakan fasilitas Post Financing Service (pembiayaan jasa kepelabuhanan) untuk menjamin kepastian pelayanan jasa pelabuhan selama 24 jam sehari dan7 hari seminggu. Menurut Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya, transparansi informasi dan kesepahaman antarpemangku kepentingan merupakan modal utama dalam menerapkan bisnis kepelabuhan yang kompetitif. “Kami pastikan setiap terminal di Tanjung Priok memberikan layanan terbaik, murah, cepat, dan efisien sehingga memberikepastian berusaha bagi pengguna jasa. Kita sedang memasuki era baru di pelabuhan," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti