MOMSMONEY.ID - Para pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK) yang berada di daerah mengecam terjadinya kampanye negatif terkait isu Bisfenol A (BPA) yang dilancarkan pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan para industri yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat. Para pengusaha itu meminta agar pemerintah segera menghentikankan kampanye negatif tersebut karena bisa merusak pasar industri AMDK di Indonesia. Kampanye negatif yang dinilai sudah melanggar persaingan usaha yang tidak sehat di kalangan industri AMDK tersebut di antaranya, adaya upaya mendiskreditkan produk pihak lain dengan menyuarakan isu BPA berbahaya pada AMDK galon kuat polikarbonat (galon guna ulang). Selain itu, juga mengiklankan bahwa bekas galon kuat polikarbonat ini kotor dan menjadi sarang kecoa. Padahal, hingga kini belum ada satu bukti pun di masyarakat ada orang yang kena penyakit karena telah mengonsumsi AMDK ini.
Industri AMDK galon kuat polikarbonat yang ada di daerah-daerah pun meminta agar pemerintah menghentikan kampanye-kanpanye yang bisa merusak pasar industri AMDK ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa kontribusi AMDK dan industri makanan dan minuman terhadap perekonomian nasional sebesar 6,4 persen terhadap PDB dan 38,05 persen terhadap total industri non-migas nasional. Sementara, Kementerian Perindustrian mencatat industri AMDK mencakup 900 perusahaan dengan pekerja sekitar 40.000 orang yang penjualannya sekitar 70 persen dari kemasan galon kuat polikarbonat. Evan Agustianto, Direktur PT Muawanah Al Ma’some yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat menyatakan kekecewaannya terhadap adanya kampanye negatif yang seringkali menghembuskan isu bahaya BPA di galon kuat polikarbonat ini. “Isu ini jelas-jelas isu persaingan usaha yang sengaja dikemas untuk menjatuhkan produk AMDK galon polikarbonat,” kata Evan dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Tudingan BPA pada Air Minum Galon Sebabkan Gangguan Kesehatan Belum Terbukti Dia meminta agar pihak-pihak yang menyebarkan kampanye negatif terhadap galon kuat polikarbonat itu melakukan persaingan usaha yang sehat dengan tidak membawa-bawa produk yang lain. “Silahkan masing-masing mempromosikan produknya sendiri-sendiri dan jangan menjelek-jelekkan produk orang lain,” tandasnya. Evan, yang juga menjadi Ketua DPD Aspadin Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, ini mengatakan terkait masalah pasar, sebaiknya masing-masing berjalan sendiri-sendiri saja tanpa menyinggung-nyinggung produk orang lain. “Sebagai sesama industri AMDK, bagaimana menjalankan organisasi dengan baik, menjalankan perusahaan dengan baik, itu saja cukup. Dari dulu kan tidak pernah ada isu seperti BPA ini. Tapi kenapa tiba-tiba saja dimunculkan di Masyarakat? Ini kan sebuah keanehan,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan Eddy Setyahadi, Manufacturing dan Quality Advisor PT Sinarmas Cakrawala Persada yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat Pristine. Dia juga mengatakan kekecewaannya terhadap kampanye negatif yang dihembuskan pihak-pihak tertentu terhadap AMDK galon kuat polikarbonat ini. Dia melihat kampanye tersebut jelas-jelas menunjukkan isu persaingan usaha yang tidak sehat di antara industri AMDK. Dia mencontohkan adanya iklan bekas galon kuat polikarbonat yang terkesan kotor dan dihinggapi kecoak. “Ini kan sebenarnya tidak ada kaitannya dengan isu BPA yang dihembuskan selama ini. Tidak ada hubungannya sama sekali antara galon kotor itu dengan masalah BPA. Jadi, di sana jelas-jelas terlihat unsur persaingan usahanya,” tutur Pengurus Bidang Advokasi DPD Aspadin Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten ini.
Baca Juga: Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Kala Distribusi, Berikut Penjelasannya Dia juga meminta agar industri-industri AMDK melakukan persaingan sehat dengan tidak menjatuhkan produk pihak lain. “Seharusnya bersaing dengan fair tanpa menjatuhkan produk orang lain. Kalau mau promosi, ya iklankan saja keunggulan produk sendiri dan jangan menyinggung-nyinggung produk orang lain,” cetusnya. Dewi Bulna, GM PT Panfila yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat Ron88 juga menyatakan kekecewaannya terhadap kampanye negatif isu BPA ini. Dia melihat isu BPA ini hanya bertujuan untuk persaingan usaha yang tidak sehat saja di antara industri AMDK. “Kampany negatif ini jelas-jelas sangat memojokkan industri AMDK yang memproduksi galon kuat polikarbonat,” tukas Sekretaris DPD Aspadin Jabar, DKI Jakarta, dan Banten ini. Ahmad Imamudin, Direktur PT Riade Sumber Energi yang memproduksi produk AMDK galon kuat polikarbonat Soft Ride di wilayah Garut juga menyampaikan kekecewaan yang sama. Menurutnya, kampanye isu BPA ini dengan menyinggung-nyinggung produk galon kuat polikarbonat itu terkesan untuk menakut-nakuti konsumen sehingga tidak mau membelinya. “Kanpanye seperti ini harus dihentikan secepatnya. Karena, dengan adanya kampanye tersebut kesan yang muncul di kalangan konsumen akan menganggap bahwa para produsen AMDK galon kuat polikarbonat itu abai dalam hal kesehatan atau kebersihan,” ucap Wakil Ketua II DPD Aspadin Jabar, DKI Jakarta, dan Banten ini.
Ngadio, Kepala Pabrik PT Wahana Dharma Persada yang memproduksi AMDK galon polikarbonat SIQAYA yang berada di wilayah Banten, juga melihat kampanye isu BPA ini hanya upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk melakukan persaingan usaha yang tidak sehat. “Karena, sampai sekarang sama sekali belum ada bukti bahwa ada masyarakat yang menderita penyakit karena telah meminum air galon kuat polikarbonat ini. Jadi, itu hanya isu yang dihembuskan untuk menjatuhkan pihak lain saja,” katanya.
Baca Juga: Galon AMDK Terstandarisasi Dinilai Tak Perlu Pelabelan BPA Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Jane Aprilyani