Pelaku industri garmen kian semakin gencar manfaatkan teknologi



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Memasuki era industri 4.0, pelaku industri semakin gencar meningkatkan digitalisasi dan pemanfaatan teknologi dalam kegiatan produksinya. Fenomena yang demikian agaknya juga terjadi pada industri garmen.

Pasalnya, beberapa pelaku industri garmen rupanya sudah mulai menerapkan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi. PT Pan Brothers Tbk misalnya. Emiten garmen yang memiliki kode saham “PBRX” ini sudah mulai melakukan digitalisasi sejak tahun 2010 guna mempermudah upaya monitoring dari semua output yang dihasilkan pada tiap-tiap tahapan produksi. 

Baca Juga: Sritex (SRIL) percepat pelunasan surat utang senior yang jatuh tempo 2021


Tidak hanya itu, PBRX juga melakukan upaya otomatisasi sejak tahun 2016. Tujuannya tidak lain adalah untuk membuat kerja operator menjadi lebih mudah sehingga mampu menghasilkan produk yang baik dan presisi.

Kedua hal ini merupakan agenda yang rutin dilakukan oleh PBRX setiap tahunnya. Adapun anggaran yang dialokasikan adalah sebesar US$ 15 juta tiap tahunnya.

Sekretaris Perusahaan PT Pan Brothers Tbk, Iswar Deni mengatakan PBRX akan terus meningkatkan otomatisasi dan digitalisasi di tahun-tahun mendatang. Alasannya, PBRX meyakini bahwa upaya otomatisasi dan digitalisasi yang dilakukan oleh perseroan berkorelasi dengan kinerja penjualan PBRX.

“Untuk maju kami harus memanfaatkan seluruh kemajuan teknologi. Tanpa otomatisasi dan digitalisasi, kami akan obsolete dan tidak mempunyai daya saing,” ujar Iswar kepada Kontan.co.id (19/11).

Baca Juga: Ada tiga emiten yang akan rights issue, begini saran analis

Bersamaan dengan upaya otomatisasi dan digitalisasi tersebut, penjualan bersih PBRX memang terus mengalami mengalami pertumbuhan selama empat tahun terakhir.

Berdasarkan laporan tahunan PBRX tahun 2018, penjualan bersih perseroan tercatat sebesar US$ 418,60 juta di tahun 2015. Angka tersebut kemudian terus mengalami kenaikan setiap tahunnya hingga mencapai US$ 611,4 juta di tahun 2018.

Upaya yang serupa juga PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).  Corporate Communications SRIL, Joy Citra Dewi mengatakan pemanfaatan teknologi dalam proses produksi SRIL sudah cukup tinggi. Namun demikian, setiap segmen usaha/divisi SRIL memiliki tingkat otomatisasi yang berbeda-beda.

Ambil contoh divisi spinning misalnya, dikatakan sudah memiliki tingkat otomatisasi yang hampir 100%. Di sisi lain, proses produksi di segmen garmen masih memiliki tingat otomatisasi yang tidak terlalu besar, yakni sekitar 50%.

Baca Juga: Bisnis Pan Brothers (PBRX) Menebal di Musim Dingin

Menurut Joy hal ini dirasa cukup wajar karena memang teknologi yang dapat menunjang produksi garmen dengan tingkat otomatisasi penuh belum tersedia. 

Oleh karenanya, otomatisasi yang dilakukan oleh SRIL sifatnya baru sebatas pada peningkatan efisiensi dan minimalisasi waktu yang dibutuhkan untuk produksi.

Menurut keterangan Joy, penerapan otomatisasi yang sudah dilakukan SRIL pada segmen garmen memungkinkan perseroan untuk melakukan kegiatan produksi dua kali lipat lebih cepat.

Baca Juga: Hingga kuartal III 2019, Pan Brothers (PBRX) sudah penuhi 73,13% target penjualan

“Misalnya untuk kantong tadinya tiga kali gerakan sekarang jadi satu kali gerakan saja. Ini memotong waktu 50%,” jelas Joy kepada Kontan.co.id (19/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini