Pelaku industri sarankan penertiban ODOL harus dimulai dari ekosistimnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penertiban truk over dimensi overload (ODOL) masih menjadi permasalahan. Pelaku industri menilai Pemerintah sebagai regulator tidak bisa hanya fokus pada penindakan saja tapi tidak memikirkan relaksasi kepada industri.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman mengatakan, Dengan semakin maraknya praktek ODOL maka pelaku industri sudah terbiasa dengan ODOL ini. 

Menurutnya, ketika pemerintah hendak mengembalikan ke asal maka resistensinya akan sangat luar biasa. Mulai dari issue kenaikan harga, inflasi, dan lainnya dimana semuanya kth merupakan faktor ekonomi.


“Tapi belum pernah kita pikirkan dampak sosial dan lingkungannya. Memang faktor ekonomi itu penting tapi jangan lupa faktor lainnya,” ujar Kyatmaja dalam siaran persnya, Selasa (7/8).

Menurutnya ekosistim yang bagus harus dimulai dari regulasinya. Selain itu diperlukan adanya perbaikan habitat yang harus dilakukan secara komperhensif.

Tidak hanya kebijakan dari Kementrian Perhubungan (Kemhub) tapi juga dari Kementerian Lainnya termasuk kebijakan fiskal, Emisi, Tata Niaga, dan lain sebagainya.

“Kita harus sepakat Ekosistim apa yang mau kita ciptakan seperti contohnya safety, kompetensi, daya saing, kompetitif, complience,profesional, dan lainnya. Karena tanpa perbaikan Ekosistim transportasi barang jangan harap kita bisa melangkah lebih baik,“ tambahnya.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah sebagai regulator tidak bisa hanya fokus pada penindakan saja namun tidak memikirkan relaksasi ke industrinya. Karena sudah terbiasa dengan muatan lebih, maka kerusakan jalan sudah pasti sangat masif jika perkembangan beban muatan dibiarkan terus naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .