Pelaku pariwisata bisa gigit jari



Perjalanan wisatawan lokal berpotensi menyusut lantaran harga tiket pesawat rute luar negeri murah 

Meski harus membayar mahal keputusan menjual tiket rute domestik saat low season di harga tinggi, maskapai bergeming. Sekalipun jumlah penumpang merosot, perusahaan penerbangan tetap melepas tiket dengan harga mengangkasa.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, penumpang angkutan udara domestik sepanjang JanuariMaret tahun ini hanya 18,32 juta orang. Angka ini turun 17,66% dari periode sama tahun lalu yang mencapai 22,24 juta pasasir.


Penurunan ini sekaligus menghentikan tren pertumbuhan penumpang pesawat dalam beberapa tahun terakhir. Contoh, jumlah penumpang Januar-iMaret 2018 tumbuh 9,89% jadi 22,24 juta orang dari periode sama tahun sebelumnya. Lalu, Januari-Maret 2017 naik 9,85% menjadi 20,24 juta penumpang. Bahkan, Januari-Maret 2016 melesat 20,35% menjadi 18,41 juta orang.

Untuk "memaksa" maskapai menurunkan harga tiket pesawat, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan. Kali ini, dengan memangkas tarif batas atas sebesar 12%. Namun, hanya untuk layanan kelas ekonomi jenis jet.

Pemerintah memang harus berani "memaksa" maskapai. Sebab, efek harga tiket pesawat yang mahal sudah ke mana-mana. Terutama, memukul sektor pariwisata tanah air yang beberapa tahun belakangan sedang bergairah, seiring jumlah perjalanan pelancong domestik yang terus meningkat.

Hanya, perjalanan wisatawan lokal berpotensi menyusut lantaran harga tiket pesawat rute luar negeri murah meriah. Dan, maskapai dalam negeri justru berani memasang harga murah ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia.

Contoh, mengacu sejumlah aplikasi pemesanan tiket online, harga tiket Jakarta-Denpasar untuk penerbangan selama musim liburan panjang anak sekolah, pertengahan Juni-pertengahan Juli nanti, paling murah Rp 978.000 per penumpang. Tapi, untuk Jakarta-Singapura di periode sama dengan durasi penerbangan yang sama, sekitar 1 jam 50 menit, harga tiket termurah Rp 336.000 per penumpang.

Dengan penawaran tersebut, bukan tidak mungkin masyarakat kita lebih memilih melancong ke luar negeri. Dan, data BPS berbicara. Jumlah penumpang angkutan udara luar negeri Januari-Maret tahun ini tumbuh 4,9% menjadi 4,44 juta orang dibandingkankan dengan  tiga bulan pertama tahun lalu 4,23 juta orang.

Kalau benar terjadi pergeseran tujuan wisata, pelaku pariwisata dalam negeri yang gigit jari.♦

S.S. Kurniawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi