KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran kasus covid-19 di Amerika Serikat (AS) lebih tinggi daripada kawasan Asia. Risk appetite muncul untuk mata uang emerging markets termasuk rupiah dan dapat melanjutkan penguatan. Mengutip Bloomberg, Senin (23/11), rupiah menguat 0,11% ke Rp 14.149 per dolar AS. Kompak, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,45% ke Rp 14.164 per dolar AS. Ekonom Bank Mandiri Reni Eka Puteri memproyeksikan, kurs rupiah berpotensi melanjutkan penguatan meski terbatas di perdagangan Selasa (24/11). Rupiah berpotensi menguat karena indeks dolar masih dalam tren melemah akibat kekhawatiran peningkatan jumlah kasus covid-19 di AS dan Eropa.
"Peningkatakan kasus covid-19 di AS dan Eropa lebih banyak dibanding kasus di kawasan Asia, investor jadi beralih ke emerging markets, rupiah masih bisa menguat," kata Reny, Senin (23/11). Baca Juga: IHSG melonjak ke 5.652,76 pada Senin (23/11), net buy asing Rp 331 miliar Senada, Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan risk appetite kembali muncul karena muncul harapan berlanjutnya negosiasi penggelontoran stimulus AS. Hal ini membuat dolar AS masih dalam tren melemah bahkan untuk sepekan ke depan. Sementara itu, penurunan suku bunga Bank Indonesia menjadi 3,75% memang bisa membuat nilai tukar rupiah tertekan. Tetapi Lukman memandang bahwa pelaku pasar telah meramalkan penurunan suku bunga tersebut. Alhasil rupiah berpotensi kembali menguat. Baca Juga: Kurs rupiah menguat 0,11% ke Rp 14.149 per dolar AS pada Senin (23/11)