KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengubah metode pembobotan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut. Perubahan ini diharapkan mampu mengurangi dominasi saham tertentu dan memberikan gambaran kondisi pasar yang sesungguhnya. Selama ini, pembobotan IHSG berdasarkan bobot
market cap yang menghitung seluruh saham tercatat (
market capitalization weightning). Ke depan, pembobotan bakal mengacu hanya pada jumlah kepemilikan saham di bawah 5% atawa
free float (
capped adjusted free float market capitalization weighted average).
BEI telah menggunakan metode anyar tersebut, namun masih terbatas untuk sejumlah indeks. Mulai 1 Oktober mendatang, penyesuaian bakal dilakukan pada IHSG secara bertahap. Di tahap pertama ini, ada 30% saham yang bobotnya mulai dihitung berdasarkan
free float. Pembobotan tersebut bakal mengubah formasi saham dengan bobot terbesar. "Ini karena banyak
fund manager, terutama asing, yang melakukan penyesuaian," ujar Toufan Yamin,
Investment Specialist Sucor Asset Management kepada Kontan, Jumat (24/9).
Baca Juga: Pembobotan free float bakal ubah dominasi saham penggerak IHSG Saham PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) menjadi salah satu yang terdampak aksi
rebalancing tersebut. Sedikit gambaran, jika menggunakan metode lama, saham ini memang masih berkontribusi 2% terhadap
market cap IHSG yang sebesar Rp 7.539 triliun.
Namun, jumlah
free float UNVR hanya sekitar 5,72 miliar. Jika menggunakan metode baru dan harga saat ini Rp 3.970 per saham,
market cap UNVR hanya Rp 22,73 triliun. Kontribusi nilai tak sampai 1% terhadap
market cap indeks.
Rebalancing tersebut yang membuat saham UNVR belakangan ini terus mengalami penurunan. "Ditambah lagi dengan kinerja yang sudah terbatas karena perusahaan ini sudah sangat
mature," imbuh Toufan. Dia menambahkan, para pelaku pasar sepakat metode anyar bakal membuat pembobotan lebih merata. "Kami para
fund manager juga sudah siap karena sejak Juni telah melakukan
rebalancing," pungkas Toufan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari