KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (14/9) diperkirakan tetap ramai meski jumlah penawaran belum akan kembali tembus rekor lelang sebelumnya. Pada lelang SUN dua pekan lalu, jumlah penawaran yang masuk tercatat sebagai rekor tertinggi di tahun ini, yaitu sebesar Rp 116,11 triliun. Sentimen yang berpotensi menahan minat investor adalah sikap wait and see menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di akhir bulan ini. Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SUN, Selasa (14/9), belum akan kembali mencetak rekor baru. "Pelaku pasar cenderung wait and see untuk melihat teknis pelaksanaan tapering off AS dan kemungkinan perubahan suku bunga AS di masa depan," kata Dimas, Minggu (12/9). Meski begitu, Dimas mengharapkan jumlah penawaran yang masuk akan tetap ramai. Proyeksi jumlah penawaran yang masuk dari Dimas di Rp 100 triliun-Rp 110 triliun.
Pelaku pasar wait and see, lelang SUN mungkin tidak seramai sebelumnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (14/9) diperkirakan tetap ramai meski jumlah penawaran belum akan kembali tembus rekor lelang sebelumnya. Pada lelang SUN dua pekan lalu, jumlah penawaran yang masuk tercatat sebagai rekor tertinggi di tahun ini, yaitu sebesar Rp 116,11 triliun. Sentimen yang berpotensi menahan minat investor adalah sikap wait and see menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di akhir bulan ini. Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SUN, Selasa (14/9), belum akan kembali mencetak rekor baru. "Pelaku pasar cenderung wait and see untuk melihat teknis pelaksanaan tapering off AS dan kemungkinan perubahan suku bunga AS di masa depan," kata Dimas, Minggu (12/9). Meski begitu, Dimas mengharapkan jumlah penawaran yang masuk akan tetap ramai. Proyeksi jumlah penawaran yang masuk dari Dimas di Rp 100 triliun-Rp 110 triliun.