KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) akhirnya mengimplementasikan Manifest Generasi III. Ini merupakan salah satu langkah meningkatkan kemudahan berusaha dan kelancaran arus barang. Dengan sistem manifest generasi III, maka seluruh proses pengurusan dokumen manifest dilakukan secara elektronik dan dapat dilakukan 24 jam sebelumnya, adanya penambahan non-vessel operating common carrier (NVOOC) dan penyelenggara pos, perubahan data manifest (redress) bisa dilakukan secara online dan harus ada pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Adanya pengimplementasian sistem baru ini pun disambut baik oleh para pelaku usaha. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indionesia (Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan, adanya sisem baru yang ditawarkan, seperti pengajuan data manifestasi yang dilakukan secara online bisa memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pelaku usaha. Kecepatan pada proses clearance juga dianggap dapat mempersingkat proses bongkar muat barang (dwelling time) yang sekaligus mengurangi biaya logistik.
Pelaku usaha berharap manifest generasi III kurangi dweling time & biaya logistik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) akhirnya mengimplementasikan Manifest Generasi III. Ini merupakan salah satu langkah meningkatkan kemudahan berusaha dan kelancaran arus barang. Dengan sistem manifest generasi III, maka seluruh proses pengurusan dokumen manifest dilakukan secara elektronik dan dapat dilakukan 24 jam sebelumnya, adanya penambahan non-vessel operating common carrier (NVOOC) dan penyelenggara pos, perubahan data manifest (redress) bisa dilakukan secara online dan harus ada pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Adanya pengimplementasian sistem baru ini pun disambut baik oleh para pelaku usaha. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indionesia (Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan, adanya sisem baru yang ditawarkan, seperti pengajuan data manifestasi yang dilakukan secara online bisa memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pelaku usaha. Kecepatan pada proses clearance juga dianggap dapat mempersingkat proses bongkar muat barang (dwelling time) yang sekaligus mengurangi biaya logistik.