KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Bank Indonesia (BI) menyimpulkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi pada September 2020 secara bulanan, namun penggunaannya lebih banyak difokuskan untuk menunjang kegiatan operasional, pemulihan pasca pandemi, serta membayar utang alih-alih investasi. Kondisi serupa nampaknya juga terjadi pada sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, kenaikan permintaan kredit korporasi juga terjadi pada para pelaku usaha tekstil. Sejalan dengan temuan survei BI, kebanyakan kredit korporasi yang diajukan lebih banyak dipergunakan untuk modal kerja ketimbang investasi. “Memang saat ini modal kerja lebih penting daripada investasi,” ujar Redma kepada Kontan.co.id, Selasa (20/10).
Pelaku usaha tekstil dan produk tekstil masih tahan ekspansi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Bank Indonesia (BI) menyimpulkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi pada September 2020 secara bulanan, namun penggunaannya lebih banyak difokuskan untuk menunjang kegiatan operasional, pemulihan pasca pandemi, serta membayar utang alih-alih investasi. Kondisi serupa nampaknya juga terjadi pada sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, kenaikan permintaan kredit korporasi juga terjadi pada para pelaku usaha tekstil. Sejalan dengan temuan survei BI, kebanyakan kredit korporasi yang diajukan lebih banyak dipergunakan untuk modal kerja ketimbang investasi. “Memang saat ini modal kerja lebih penting daripada investasi,” ujar Redma kepada Kontan.co.id, Selasa (20/10).