KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen investasi obligasi berwawasan lingkungan alias green bond masih mungkin belum terdengar familiar di telinga investor Indonesia. Maklum saja, jumlah penerbitan instrumen yang satu ini memang masih cenderung terbatas dan dapat dihitung dengan jari. Walau begitu, dari segi peminat, permintaan terhadap green bond sebenarnya relatif tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerbitan green bond yang dilakukan Star Energy berhasil mencatatkan kelebihan permintaan 3,5 kali beberapa waktu lalu. Terjadinya kelebihan permintaan menandakan pasar green bond di Indonesia sebenarnya prospektif. Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, dari sisi permintaan sebenarnya green bond punya pangsa yang cukup luas. Permasalahannya justru dari sisi suplai yang masih cenderung terbatas. Salah satu faktornya disebabkan adalah persyaratan administratif green bond yang mungkin memberatkan para penerbit.
Pelan tapi pasti, green bond semakin diminati investor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen investasi obligasi berwawasan lingkungan alias green bond masih mungkin belum terdengar familiar di telinga investor Indonesia. Maklum saja, jumlah penerbitan instrumen yang satu ini memang masih cenderung terbatas dan dapat dihitung dengan jari. Walau begitu, dari segi peminat, permintaan terhadap green bond sebenarnya relatif tinggi. Hal ini dapat terlihat dari penerbitan green bond yang dilakukan Star Energy berhasil mencatatkan kelebihan permintaan 3,5 kali beberapa waktu lalu. Terjadinya kelebihan permintaan menandakan pasar green bond di Indonesia sebenarnya prospektif. Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, dari sisi permintaan sebenarnya green bond punya pangsa yang cukup luas. Permasalahannya justru dari sisi suplai yang masih cenderung terbatas. Salah satu faktornya disebabkan adalah persyaratan administratif green bond yang mungkin memberatkan para penerbit.