Pelancong ke Australia Bakal Melorot Tahun Depan



CANBERRA. Tourism Australia dalam laporannya memprediksi, jumlah turis yang melancong ke Negeri Kanguru itu akan mengalami penurunan. Bahkan angkanya bakal menyentuh level terendah sejak 1989 akibat resesi global.

Diperkirakan, jumlah turis akan merosot sebesar 4,1%. Kondisi ini disebabkan semakin melambatnya pertumbuhan perekonomian di pasar turis terbesar Australia, seperti Selandia Baru, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.

"Agen-agen perjalanan pariwisata nantinya akan menghadapi masa sulit pada tahun 2009," jelas Bernard Salt, chair of Tourism Australia Forecasting Committee. Dia juga menambahkan, jumlah turis yang berasal dari Jepang akan terjun bebas sebesar 30%.


Asal tahu saja, sektor pariwisata Australia mengalami stagnan sejak 2005, setelah sempat naik 250% dalam 15 tahun sebelumnya. Penurunan tersebut dipastikan akan memberikan tekanan hebat pada sektor yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan ekspor sebesar A$ 20 miliar atau US$ 13,7 miliar. Jumlah ini lebih besar dibanding industri lainnya kecuali mineral dan batubara.

"Pemerintahan Rudd harus bertindak sekarang untuk melindungi tenaga kerja. Industri pariwisata saat ini tengah mengalami penurunan, yang bisa jadi dampaknya akan sama dengan industri otomotif atau pertambangan," jelas Australian Tourism Export Council Managing Director Matt Hingerty.

Kedatangan internasional diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 1,5% pada 2008. Namun nantinya tingkat kedatangan akan kembali rebound pada 2010, meningkat 5,3%.

Alhasil, pendapatan dari kunjungan turis internasional juga akan melorot sebesar A$ 900 juta menjadi A$ 23,7 miliar. Catatan saja, industri ini mempekerjakan lebih dari 850.000 orang.

Untuk meningkatkan daya tarik Australia sebagai negara tujuan para pelancong, segala upaya pun dilakukan untuk memasarkan film senilai US$ 130 juta yang berjudul "Australia". Film epik yang dibintangi oleh Nicole Kidman dan Hugh Jackman ini merupakan film termahal di negara tersebut.

"Saat ini masih terlalu awal untuk mengatakan seberapa besar dampak marketing iklan film ini nantinya. Pasar global masih sangat ketat," jelas Menteri Pariwisata Martin Ferguson.

Sebelumnya, pada 10 November lalu, Perdana Menteri Kevin Rudd mengumumkan akan menyuntikkan dana sebesar A$ 6,2 miliar hingga 2020 seiring terjadinya krisis finansial global yang memangkas penjualan mobil di negara itu.

Dalam bulan ini, Rudd bilang, pemerintah juga akan menganggarkan dana belanja senilai A$ 4,7 miliar untuk proyek-proyek infrastruktur, termasuk di dalamnya pembangunan rel kereta dan pelabuhan untuk membantu melonggarkan rute perjalanan untuk pengiriman ekspor mineral.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie