JAKARTA. Peminat televisi berlanganan terus tumbuh. Pada semester I-2011, pelanggan televisi (TV) berbayar tumbuh hingga 14% daripada jumlah tahun 2010. Menurut data Asosiasi Pengusaha Multimedia Indonesia (APMI), pelanggan televisi berbayar di akhir semester I tahun ini telah mencapai 1,36 juta pelanggan. Jumlah pelanggan di akhir tahun kemarin baru mencapai sekitar 1,2 juta pelanggan. Arya Mahendra Sinulingga, Sekretaris Jenderal APMI, menjelaskan, pertumbuhan pelanggan TV berbayar yang cukup pesat selama semester I tahun ini adalah karena ekonomi terus tumbuh sehingga daya beli masyarakat meningkat. Maka, penonton TV mulai mencari alternatif chanel yang menarik sekalipun harus merogoh kocek. "Banyak yang mencari alternatif tontonan," katanya, kemarin.
Kenaikan jumlah pelanggan tersebut jelas mendongkrak pendapatan pebisnis stasiun televisi berbayar. Arya menyatakan, dengan perhitungan average revenue per user (ARPU) rata-rata satu pelanggan tiap bulan Rp 150.000, total omzet bisnis ini mencapai Rp 204 miliar atau sekitar Rp 2,45 triliun satu tahun. Maka, "Bisnis ini nilainya sangat besar," kata Arya. Pertumbuhan itu juga belum akan berhenti di situ saja. Soalnya, menurut Arya, penetrasi TV berbayar masih dibawah 3% dari total 60 juta rumah tangga di Indonesia. Ini karena baru, tiga pemain besar TV berbayar yang agresif berjualan yakni, PT MNC Sky Vision (Indovision), PT Indonusa Telemedia (Telkomvision) dan PT First Media Tbk (FirstMedia). Media Partners Asia Market Report memprediksikan, industri ini di Tanah Air akan tumbuh mencapai 27% per tahun. Sebagai perbandingan, tahun 2009, nilai pasar televisi berbayar sekitar US$ 166 juta. Tahun 2014, nilai pasarnya naik menjadi US$ 550 juta. "Wajar saja kalau bakal muncul perusahaan baru yang melirik bisnis ini," tutur Arya. Menurut Gatot S Dewa Broto, Kepala Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), saat ini sejumlah perusahaan memang sedang mengajukan izin lembaga penyiaran berlanggan (LPB) kepada Kemenkominfo. Namun Gatot belum masih merahasiakan nama-nama perusahaan tersebut yang tengah mengurus izin LPB ini. Yang pasti, Kemkominfo sedang memproses administrasi atas pengajuan izin tersebut. "Kami menerima informasi, kurang dari 10 perusahaan yang telah mengajukan izin baru, " katanya. Trans Corp siap masuk? Nah, menurut informasi yang diperoleh KONTAN, salah satu perusahaan yang sedang mengajukan izin LPB adalah anak usaha Trans Corp milik Chairul Tanjung. Bahkan akhir pekan lalu, Chairul mengatakan bahwa Trans Corp siap berinvestasi di bisnis TV berbayar dan stasiun televisi berbasis internet protokol (IPTV).
Namun, Ishadi SK, Komisaris Trans Corp, menepis kabar bahwa Trans Corp sudah mengurus izin LPB televisi berbayar. Alasannya, pasar bisnis TV berlangganan masih terlampau kecil. Elvizar, Direktur Utama Telkomvision, mengakui bahwa pertumbuhan bisnis TV berbayar ini terus melesat. Ia optimistis target pelanggan Telkomvision di akhir tahun sebanyak 500.000 pelanggan bakal tercapai. Ada berbagai upaya Telkomvision mencapai targetnya, mulai dari peluncuran program baru serta diskon tarif berlangganan, serta potongan biaya pemasangan instalasi. Saat ini, biaya instalasi hanya Rp 100.000 atau diskon 50% dari tarif Rp 200.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie