Pelaporan Data Multifinace Lebih Sederhana



JAKARTA. Jumlah perusahaan pembiayaan yang bergabung dan menggunakan Sistem Informasi Debitur (SID) bakal bertambah. Tahun ini, Bank Indonesia (BI) akan membedakan laporan data debitur ritel dan korporasi multifinace. Kelak, pelaporan data nasabah ritel multifinace ke SID akan lebih sederhana.

Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan BI Joni Swastanto bilang, saat ini, sudah ada 10 multifinance yang bergabung ke SID. Mereka itu antara lain GE Finance, Buana Finance, dan Sarana Multigriya Finance (SMF). "Menyusul, ada dua lainnya yang siap mengikuti SID," ujar Joni.

Sekretaris Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansyah berharap, pembedaan pelaporan ini bisa mendongkrak jumlah multifinance yang akan bergabung ke SID.


Menurut dia, selama ini, ada tiga faktor yang menghalangi minat multifinance bergabung ke SID. Pertama, adanya perbedaan data debitur ritel multifinance dengan data nasabah ritel bank. Data ritel bank lebih detil.

Dengan jumlah nasabah ratusan ribu atau bahkan jutaan, sulit bagi multifinance untuk menyesuaikan data nasabahnya agar sama persis dengan data nasabah ritel bank saat ini. "Ini beda dengan multifinance yang masuk bisnis korporasi. Jumlah debitur mereka belum terlalu banyak," ungkap Dennis. Alhasil, mereka cepat bergabung di SID.

Kedua, kekuatan sistem SID di BI. Dennis ragu, jika semua multifinance menyesuaikan data, sistem SID BI bisa saja tak kuat kala perusahaan mengaksesnya.

Ketiga, selama ini, akses data SID butuh waktu lama. Padahal, multifinance butuh cepat mengambil keputusan. "Kalau tidak cepat, pasti diambil yang lain," cetus Dennis.

Joni mengungkapkan,ke depan, BI akan senantiasa menambah kemampuan server SID agar lebih cepat diakses multifinance. Dengan begitu, "Mereka tak akan kehilangan nasabah," ujar dia. BI berharap, penyederhanaan pelaporan tetap dapat mendukung informasi dan analis keputusan pemberian kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.