Pelat Timah Nusantara (NIKL) Proyeksikan Penjualan Tahun Ini Turun dari 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) alias Latinusa memproyeksikan kinerja tahun 2023 berpotensi lebih rendah daripada realisasi pada tahun lalu. Prediksi tersebut diambil setelah menimbang situasi terkini.  

Direktur Utama Pelat Timah Nusantara Jetrinaldi menjelaskan, sejak semester kedua tahun lalu, China sebagai pemain terbesar dalam segala komoditas mulai menerapkan kebijakan zero covid. Kondisi tersebut dinilai akan berpengaruh terhadap pasar pelat timah domestik yang diyakini bakal dimasuki oleh produk dari China. 

"Otomatis kami antisipasi. Dengan demikian meyakini meyakini nantinya pasar domestik kemungkinan besar akan dimasuki oleh China. Seperti kita tahu produk China itu harganya murah," ungkap Jetrinaldi, dalam paparan publik virtual, Kamis (6/4). 


Selain itu, tahun 2023 yang mulai memasuki tahun politik juga akan berpengaruh terhadap beberapa industri, termasuk juga industri tin plate

Baca Juga: Simak Kinerja Ciamik Pelat Timah Nusantara (NIKL) hingga Kuartal III-2022

Meskipun pun punya pandangan bisnis yang pesimistis, NIKL tetap berupaya memaksimalkan kinerjanya lewat berbagai strategi. Di tahun 2023, perusahaan yang beken dengan nama Latinusa ini akan tetap fokus pada segmen pasar premium yang memberikan margin harga lebih baik, khususnya produsen makanan dan minuman.

"Kami juga mencoba coba masuk ke segmen produk ready to drink karena itu salah satu favorit, seperti waktu Covid-19 susu beruang itu jadi barang langka. Bagaimanapun kami belum terlalu masuk ke sana, jadi kami mengarah ke sana," kata Jetrinaldi. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Komersial Latinusa Herman Arifin menambahkan, pasar mamin merupakan segmen yang relatif stabil ketimbang segmen pasar lainnya. Maka dari itu, NIKL memilih untuk fokus di segmen ini untuk menjaga keberlanjutan bisnis NIKL hingga ke depannya. 

Baca Juga: Genjot Utilitas Produksi, Latinusa (NIKL) Ingin Pertahankan Market Share di Atas 60%

Pada tahun 2023 ini pihaknya menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 3,2 juta. Dana capex yang bersumber dar kas internal serta lembaga keuangan ini bakal digunakan sebagai modal untuk penggantian mesin dan peralatan pabrik. 

Selama tahun 2022 membukukan nilai penjualan sebesar US$ 255.34 juta meningkat 21,17% dari perolehan US$ 210.73 juta pada tahun 2021.

Dengan hasil tersebut, NIKL berhasil meraup laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 7,12 juta. Laba bersih NIKL juga meningkat 21,57% daripada perolehan laba bersih pada tahun sebelumnya senilai US$ 5,86 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati