Pelatihan dari Liberty Society Berhasil Berdayakan Ekonomi Perempuan Marginal



MOMSMONEY.ID - Di banyak tempat perempuan masih menghadapi berbagai bentuk ketidaksetaraan. Salah satunya dari aspek kesempatan kerja, akses pendidikan maupun hak-hak dasar. Hadirnya komunitas pemberdaya perempuan bisa mengurangi kesenjangan tersebut dengan menyediakan pelatihan dan dukungan yang diperlukan. 

Selain itu, dengan menyediakan akses ke sumber daya pelatihan keterampilan, maka perempuan bisa menjadi lebih mandiri dan meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarganya. 

Seperti yang dilakukan oleh Seperti Liberty Society yang memberikan pelatihan hard skill dan soft skill kepada perempuan marjinal. Kemampuan yang dilatih adalah menjahit, kewirausahaan, literasi finansial, dan character building.


Pendiri Liberty Society adalah Tamara Gondo, mantan Miss Indonesia asal Jawa Timur tahun 2019. Mulanya, Tamara ingin meniti karier sebagai pengusaha, tapi ia juga ingin bisnisnya itu bermanfaat bagi kelompok marginal. 

Kelompok yang membetot perhatian Tamara adalah pengungsi asing di sekitar Jakarta. Perhatian Tamara itu berawal dari pengamatan saat pengungsi hidup terlunta-lunta. Mereka tidak bisa memiliki aktivitas ekonomi karena statusnya pengungsi. 

Selain itu, Tamara juga menyaksikan banyak perempuan kehilangan harapan, karena kondisi mental dan ekonomi yang tidak mumpuni, yang salah satu faktornya akibat kurangnya akses pendidikan. 

Liberty Society menjadi wadah usaha untuk kelompok marginal. Liberty Society menjadi etalase produk hasil kreasi dari perempuan-perempuan yang terpinggirkan. 

Liberty Society membantu akses pasar dengan cara bekerjasama dengan perusahaan dalam aktivasi CSR maupun penyerapan produk yang telah dihasilkan. Contohnya, salah satu komunitas di Liberty Society mendapat dukungan dai Kilang Pertamina Internasional dan Rose All Day. 

"Selama ini kami sudah mengolah 1 ton sampah untuk membuat produk upcycled merchandise dari sampah plastik dan tekstil yang diserap perusahaan," kata Tamara. 

Baca Juga: Ini Hambatan Nyata Kepemimpian Perempuan di Indonesia

Namun, prosesnya tentu tak mudah, Tamara harus berjibaku melakukan edukasi. Saat ini, Liberty Society telah memberikan pelatihan atau bekerjasama dengan 6 komunitas di Tangerang, Jakarta Utara, Bogor, dan Surabaya. 

Selain perannya membantu kelompok marginal, Liberty Society juga terlibat dalam usaha mendaur ulang sampah menjadi produk yang bernilai. Di antara program yang dilakukan adalah mendaur ulang limbah dari produsen kertas dan pulp global April Gorup menjadi tas jinjing. 

"Ibu-ibu dalam komunitas merasa bangga dengan keterlibatan mereka dan pengetahuannya pun bertambah, bukan hanya pengetahuan mengenai proses dan teknik menjahit juga pengolahan sampah yang bisa dijadikan material untuk pembuatan produk baru," kata Tamara. 

Namun, memang jalan yang dilakukan Tamara tidak semuanya berjalan mulus. Ia berhadapan dengan standar dan mutu. Terutama, dalam hal penyimbangan pemberdayaan warga dengan tujuan bisnis. "Kami harus memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan standar untuk memastikan klien puas dengan produk kami," katanya. 

Oleh karena itu, Tamara berusaha menjaga kualitas produk yang diproduksi komunitas binaan. Salah satu caranya adalah menyortir produk yang dipasarkan. Produk akan dipasarkan jika presentase reject di bawah 2%. 

Saat ini, Liberty Society memproduksi aneka produk fesyen, seperti baju, aksesori, plakat, tas laptop topi dan lainnya. 

Tamara mengatakan target Liberty Society ke depan adalah menghasilkan komunitas perempuan berdaya yang bisa meningkatkan penghasilan mereka hingga 4 kali lipat setelah terlibat dalam program pelatihan. 

Baca Juga: Liberty Society Terus Majukan Perempuan untuk Berdaya

Salah satu komunitas sukses di Liberty Society adalah saat melakukan kampanye mengolah sampah baliho bersama Kumparan (#BalihoReborn) dengan melibatkan salah satu komunitas yang berlokasi di Jakarta Utara, tepatnya sekitar JIS. Ibu-ibu terlibat dalam proses sortir, gunting, dan mencuci baliho hingga siap digunakan sebagai material untuk pembuatan tas.

Maya (50) mengatakan dengan kegiatan pelatuhan jahit saya dan adik saya jadi memiliki sumber pendapatan yang lumayan untuk menopang kondisi perekonomiannya. 

Selain itu, Tamara juga memiliki target untuk terus mengembangkan pasar dan memberikan dampak yang lebih luas. "Kami ingin bekerjasama dengan 100 corporate dan brand terbesar di Indonesia untuk memberdayakan 1,000 artisan kami dan meng-upcycle 100 ton sampah menjadi merchandise dan campaign peduli lingkungan dan wanita," kata Tamara. 

Sekedar informasi, Liberty Society adalah social enterprise yang memproduksi merchandise atau hampers yang memiliki nilai dampak sosial dan lingkungan. Di tahun 2024, Liberty Society meluncurkan Yayasan untuk memperluas dampak kepada masyarakat, menggandeng perusahaan untuk aktivasi CSR dengan misi memberikan pelatihan vokasional dan upcycling untuk memberdayakan wanita dan komunitas untuk hidup mandiri dan peduli lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Danielisa Putriadita