KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) kelihatannya yakin dengan tren bisnis kapal tongkang di tahun 2019. Perusahaan berencana menambah dua unit kapal tongkang untuk tahun tersebut. Direktur Utama NELY Tjahya Tjugiarto mengatakan, alasan penambahan dua kapal tongkang itu karena pihaknya memprediksi tren positif masih terjadi di tahun 2019. Adapun untuk penambahan dua kapal tongkang, biaya investasi yang diperlukan sekitar Rp 60 miliar. Tjahya mengatakan, untuk satu set kapal tongkang memang membutuhkan biaya Rp 30 miliar sampai Rp 35 miliar sudah termasuk tugboatnya. Untuk pembuatan tugboat, NELY bakal mengandalkan anak usahanya PT Permata Barito Shipyard & Engineering. Tjahya melihat tren positif itu berasal dari inisiatif pemerintah yang melakukan investasi besar-besaran di sektor maritim dan infrastruktur. “Banyak yang pembangunan indonesia timur infrastruktur banyak berlangsung. Jadi tahun depan masih bagus,” katanya kepada Kontan.co.id pada Rabu (14/11). Sementara soal risiko pelemahan rupiah di tahun depan, Tjahya tidak terlalu khawatir. Ia mengatakan sisi positifnya, jika dolar naik maka trennya ekspor batubara juga ikut naik. “Dengan naiknya permintaan batubara, permintaan angkutan batubara juga naik,” tambahnya. Sekedar tahu, walaupun NELY tidak menyewakan kapal tongkangnya untuk pengangkutan batubara, tapi jika permintaan batubara naik akan membuat permintaan kapal tongkang juga naik. Kapal tongkang NELY bakal memiliki banyak ruang bisnis di sektor lain seperti kayu dan batu split di saat tongkang lain beroperasi untuk batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pelayaran Nelly Dwi Putri (NELY) bakal membeli dua tongkang tahun depan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) kelihatannya yakin dengan tren bisnis kapal tongkang di tahun 2019. Perusahaan berencana menambah dua unit kapal tongkang untuk tahun tersebut. Direktur Utama NELY Tjahya Tjugiarto mengatakan, alasan penambahan dua kapal tongkang itu karena pihaknya memprediksi tren positif masih terjadi di tahun 2019. Adapun untuk penambahan dua kapal tongkang, biaya investasi yang diperlukan sekitar Rp 60 miliar. Tjahya mengatakan, untuk satu set kapal tongkang memang membutuhkan biaya Rp 30 miliar sampai Rp 35 miliar sudah termasuk tugboatnya. Untuk pembuatan tugboat, NELY bakal mengandalkan anak usahanya PT Permata Barito Shipyard & Engineering. Tjahya melihat tren positif itu berasal dari inisiatif pemerintah yang melakukan investasi besar-besaran di sektor maritim dan infrastruktur. “Banyak yang pembangunan indonesia timur infrastruktur banyak berlangsung. Jadi tahun depan masih bagus,” katanya kepada Kontan.co.id pada Rabu (14/11). Sementara soal risiko pelemahan rupiah di tahun depan, Tjahya tidak terlalu khawatir. Ia mengatakan sisi positifnya, jika dolar naik maka trennya ekspor batubara juga ikut naik. “Dengan naiknya permintaan batubara, permintaan angkutan batubara juga naik,” tambahnya. Sekedar tahu, walaupun NELY tidak menyewakan kapal tongkangnya untuk pengangkutan batubara, tapi jika permintaan batubara naik akan membuat permintaan kapal tongkang juga naik. Kapal tongkang NELY bakal memiliki banyak ruang bisnis di sektor lain seperti kayu dan batu split di saat tongkang lain beroperasi untuk batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News