Jakarta. Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai besar yang mengalir di Jakarta. Karena itu, normalisasi dengan cara pelebaran terhadap sungai tersebut dinilai akan memiliki dampak besar terhadap mengurangi ancaman banjir di Jakarta hingga 30%. "Kalau seluruh aliran Sungai Ciliwung bisa dilebarkan, ancaman terhadap banjir di Jakarta bisa berkurang hingga 30%," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Teuku Iskandar, Jumat (21/8/2015). Secara spesifik, Iskandar menyebut aliran Sungai Ciliwung yang perlu dilebarkan adalah yang mengalir dari Pintu Air Manggarai hingga Tanjung Barat, tepatnya dii kolong tol Jalan TB Simatupang. Salah satu permukiman yang sampai saat ini masih berada di bantaran aliran tersebut adalah Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, yang saat ini sedang ditertibkan. "Upaya normalisasi sebenarnya sudah dilakukan sejak 2013, cuma terhambat karena proses pembebasan lahan (permukiman warga bantaran kali)," ujar dia. Data BBWS Ciliwung Cisadane menunjukkan, saat ini Sungai Ciliwung hanya mampu menampung air dengan debit kurang dari 200 meter kubik per detik.
Pelebaran Ciliwung bisa kurangi banjir Jakarta 30%
Jakarta. Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai besar yang mengalir di Jakarta. Karena itu, normalisasi dengan cara pelebaran terhadap sungai tersebut dinilai akan memiliki dampak besar terhadap mengurangi ancaman banjir di Jakarta hingga 30%. "Kalau seluruh aliran Sungai Ciliwung bisa dilebarkan, ancaman terhadap banjir di Jakarta bisa berkurang hingga 30%," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Teuku Iskandar, Jumat (21/8/2015). Secara spesifik, Iskandar menyebut aliran Sungai Ciliwung yang perlu dilebarkan adalah yang mengalir dari Pintu Air Manggarai hingga Tanjung Barat, tepatnya dii kolong tol Jalan TB Simatupang. Salah satu permukiman yang sampai saat ini masih berada di bantaran aliran tersebut adalah Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, yang saat ini sedang ditertibkan. "Upaya normalisasi sebenarnya sudah dilakukan sejak 2013, cuma terhambat karena proses pembebasan lahan (permukiman warga bantaran kali)," ujar dia. Data BBWS Ciliwung Cisadane menunjukkan, saat ini Sungai Ciliwung hanya mampu menampung air dengan debit kurang dari 200 meter kubik per detik.