Pelemahan dolar AS dan data domestik akan menyokong rupiah pada Selasa (16/2)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (16/2). Sentimen global yang menekan kinerja dolar Amerika Serikat (AS), serta data ekonomi dalam negeri yang positif akan jadi bahan bakar penguatan rupiah besok.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, saat ini dolar AS sedang berada dalam tekanan. Penyebabnya adalah optimisme investor global terhadap program vaksinasi yang akan mendorong pemulihan ekonomi global. Serta prospek paket stimulus yang berpotensi mendukung proses pemulihan ekonomi AS. 

“Di tengah optimisme pemulihan ekonomi global, harga komoditas global pun cenderung menguat beberapa hari terakhir dan berpotensi masih berlanjut. Kenaikan harga komoditas tersebut akan mendukung penguatan sebagian mata uang Asia termasuk rupiah,” terang Josua kepada Kontan.co.id, Senin (15/2).


Sementara dari dalam negeri, data neraca perdagangan bulan Januari yang tercatat surplus US$ 1,96 miliar akan berimplikasi pada kondisi keseimbangan eksternal Indonesia yang kuat sehingga mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS. “Apalagi, besok pemerintah juga akan melakukan lelang SUN yang diharapkan akan mendukung rupiah tetap stabil,” tambah Josua.

Baca Juga: Neraca dagang turut mengangkat kurs rupiah pada Senin (15/2)

Josua memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 13.875 per dolar AS-Rp 13.975 per dolar AS. 

Rupiah di pasar spot pada Senin (15/2), berhasil ditutup di level Rp 13.910 per dolar AS atau menguat 0,45%. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini berhasil ditutup terapresiasi 0,46% ke Rp 13.946 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG menguat 0,77% pada Senin (15/2) meski net sell asing mencapai Rp 693 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati