Pelemahan EIDO tak signifikan bagi IHSG, simak saham pilihan jelang akhir pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks ETF EIDO turun 3,64% ke level 21,17 pada penutupan pasar, Kamis (4/10). Exchange traded fund (ETF) yang diperdagangkan di New York ini menggunakan acuan MSCI Indonesia Investable Market Index.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, efek penurunan EIDO ini sebenarnya bergantung pada laju pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Biasanya cukup besar, secara historis memang ada korelasi antara EIDO dengan IHSG. Tapi, sebenarnya yang lebih tepat EIDO akan ikut turun, jika IHSG melemah lagi pada hari ini," ujarnya, Jumat (5/10).

William menambahkan, sebenarnya faktor yang menyebabkan EIDO turun mirip dengan IHSG yaitu karena efek net sell asing pada perdagangan kemarin. "Sebenarnya EIDO dan IHSG mirip, hanya jumlah saham pada EIDO tidak sebanyak IHSG. Saya kira EIDO maupun IHSG belum bisa rebound di hari ini, tapi di pekan depan. Jika IHSG melemah lagi, maka EIDO akan menyusul," kata dia.


William juga bilang, penyebab utama pelemahan EIDO dan IHSG pada hari ini adalah keluarnya arus dana asing dari pasar modal Indonesia dan kembali ke AS. Hal ini membuat rupiah makin melemah terhadap dollar.

"Selain itu, prospek ekonomi AS sangat menjanjikan untuk para investor asing sehingga mereka memilih untuk melakukan rebalancing portofolio saham di Indonesia dan memindahkan ke AS. Kemarin pun net sell asing pun cukup besar. Jadi hari ini kemungkinan bisa terjadi lagi sehingga akan membuat IHSG dan EIDO melemah lagi," imbuhnya.

Maka ia memprediksi, IHSG akan melemah terbatas pada hari ini di level 5.700. "Tapi, kalau rupiah melemah lagi, IHSG bisa turun lagi ke level 5.650. Sementara EIDO akan turun lagi ke level 18," tambahnya.

Analis Phintraco Sekuritas Valdi Kurniawan pun mengatakan bahwa penurunan EIDO terkait net sell investor asing yang mencapai lebih dari Rp 1 triliun pada perdagangan kemarin.

Namun Valdi bilang, efek penurunan EIDO kemarin tak berpengaruh secara signifikan bagi penurunan IHSG pada hari ini (5/10). "Sebab, di hari ini ada kecenderungan investor melakukan bargain hunting pada sejumlah saham bluechip yang melemah signifikan pada perdagangan kemarin," paparnya hari ini.

Valdi lalu menambahkan bahwa untuk saat ini yang potensial adalah sektor perbankan, seperti saham BBRI dan BBNI dengan target harga hingga akhir tahun masing-masing di level Rp 3.300 per saham dan Rp 7.250 per saham.

"Lalu ada juga saham BMRI dan BBCA dengan target harga hingga akhir tahun masing-masing di level Rp 6.500 per saham dan Rp 23.700 per saham," lanjutnya.

Tapi sisi lain, Valdi memprediksi IHSG masih berpotensi melemah pada hari ini sebab ada kecenderungan investor mengindari efek-efek berisiko. "Terutama soal spekulasi kenaikan The Fed Rate yang keempat di tahun ini, isu perang dagang yang masih intens dan meningkatnya isu politik dalam negeri di akhir pekan ini," kata dia.

Sehingga ia memprediksi IHSG masih akan terkoreksi dengan support di level 5.725 dan resistance di level 5.750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati