JAKARTA. Harga minyak melanjutkan pelemahan di bawah US$ 51 per barel di tengah spekulasi kenaikan produksi minyak Amerika Serikat (AS). Kenaikan produksi minyak shale AS dikhawatirkan akan mengimbangi penurunan produksi pertama OPEC dalam delapan tahun. Mengutip Bloomberg, Rabu (7/12) pukul 15.15 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 tergerus 0,67% ke level US$ 50,59 per barel dibanding sehari sebelumnya. MInyak melanjutkan kejatuhan di hari Selasa (6/12) yang mencapai 1,7%. Energy Information Administration (EIA) meningkatkan proyeksi output minyak AS untuk tahun ini dan tahun depan. Sementara produsen domestik AS pekan lalu meningkatkan jumlah rig pengeboran ke angka paling tinggi sejak bulan Januari. Data industri dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan cadangan minyak AS pekan lalu turun 2,2 juta barel. Sementara data resmi dari EIA akan dirilis malam ini.
Pelemahan harga minyak berlanjut
JAKARTA. Harga minyak melanjutkan pelemahan di bawah US$ 51 per barel di tengah spekulasi kenaikan produksi minyak Amerika Serikat (AS). Kenaikan produksi minyak shale AS dikhawatirkan akan mengimbangi penurunan produksi pertama OPEC dalam delapan tahun. Mengutip Bloomberg, Rabu (7/12) pukul 15.15 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 tergerus 0,67% ke level US$ 50,59 per barel dibanding sehari sebelumnya. MInyak melanjutkan kejatuhan di hari Selasa (6/12) yang mencapai 1,7%. Energy Information Administration (EIA) meningkatkan proyeksi output minyak AS untuk tahun ini dan tahun depan. Sementara produsen domestik AS pekan lalu meningkatkan jumlah rig pengeboran ke angka paling tinggi sejak bulan Januari. Data industri dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan cadangan minyak AS pekan lalu turun 2,2 juta barel. Sementara data resmi dari EIA akan dirilis malam ini.