Pelemahan rupiah belum ganggu industri mainan anak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah belum mengganggu industri mainan. Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) bahkan sudah antisipasi pelemahan nilai tukar jika kurs rupiah melemah hingga mencapai Rp 15.000.

Lukas Sutjiadi, Ketua Umum AMI menjelaskan untuk pelemahan rupiah sendiri dari AMI sudah melakukan antisipasi. “Mengenai pelememahan rupiah, jika di Rp 14.500-Rp 15.000 masih dapat kami tangani,” ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (23/7).

Adapun langkah antisipasi yang telah digunakan oleh pelaku industri mainan dengan menaikan harga barang. Dia bilang, kenaikan harga barang itu sendiri diberlakukan sejak Februari lalu dengan kenaikan 20%. 


Walaupun begitu, Lukas menegaskan penjualan mainan masih stabil. “Penjualan masih stabil, hanya margin profit turun dari 20% menjadi di kisaran 10%-12%,” tuturnya.

Oleh sebab itu, sampai akhir tahun, Lukas belum akan merevisi target pertumbuhan sampai akhir tahun nanti sebesar 3%-5%. Walaupun diakuinya bulan lalu sempat terjadi kelesuan karena masih maraknya operasi kepolisian dan libur panjang.

Sementara, Johan S. Tandanu menambahkan untuk ekspor masih sangat kecil. Hal tersebut disebabkan pasar mainan di dunia dikuasai oleh China. “Kami hanya bisa mengambil sedikit sekali misalnya secuil di Australia, secuil di Eropa,” jelasnya. Walaupun begitu, dia bilang pasar di Indonesia sebenarnya sangat besar.

Dia menyebutkan setiap tahunnya omzet bisa mencapai Rp 1 miliar dari total produk impor dan lokal yang tersebar di Indonesia. “Sedangkan untuk 2–3 minggu terakhir pasca lebaran, penjualan meningkat signifikan mencapai 30%,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Lukas optimis pada kuartal kedua target dapat terus dikejar. “Kuartal kedua bisa dikejar, pertumbuhan juga masih stabil,” kata Lukas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .