KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak tekanan dari sentimen global, kurs rupiah diprediksi masih berada dalam tren pelemahan. Sentimen utama berasal keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang memangkas suku bunga acuannya di akhir Juli 2019. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan kurs rupiah Kamis (1/8) terpaksa ditutup melemah di level Rp 14.116 per dolar AS atau melemah 0,67%. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau yang dikenal dengan JISDOR mencatatkan depresiasi sebanyak 72 poin dan membawa rupiah ke level Rp 14.098 per dolar AS. Baca Juga: Rupiah ditutup melemah 0,67% di level Rp 14.116 per dolar AS
Akibatnya rupiah justru tertekan. Sementara itu, pernyataan Powell memicu kekecewaan dari Presiden AS Donald Trump, yang mengharapkan kebijakan moneter tetap longgar. Di sisi lain, pasar tengah mempertimbangkan kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, usai Boris Johnson terpilih sebagai perdana Menteri Inggris. Diperkirakan Inggris bakal keluar tanpa kesepakatan pada 31 Oktober nanti dan tentunya bakal merugikan bagi perekonomian Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Baca Juga: BI punya ruang turunkan suku bunga lebih lanjut, IMF: Ada syaratnya Sedangkan dari sentimen internal, Ibrahim menilai data inflasi Juli yang tumbuh 0,31% menjadi 3,32% bergerak di atas ekspektasi pasar. Untungnya, level tersebut masih berada dalam kisaran target inflasi Bank Indonesia (BI) yakni 3,5% plus minus 1%. Sehingga, BI dianggap masih memiliki ruang untuk melakukan pemangkasan suku bunga acuan selanjutnya.