JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (AS) masih berlanjut. Tercatat nilai tukar rupiah terhadap dollar pada hari ini masih di rentang harga Rp 13.000 per dollar AS. Jika pelemahan rupiah tersebut terus berlangsung, pelaku bisnis yang mengandalkan bahan baku impor bakal semakin terbebani. Hal tersebut diakui Justinus D. Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Kata dia, pelemahan rupiah akan berpengaruh terhadap supplier ayam yang merupakan bahan baku utama Kentucky Friend Chicken. Harga ayam dari para supplier tersebut pun akan meningkat sehingga mau tidak mau perseroan pun terkena dampaknya. Biarpun begitu, pihaknya belum berpikiran untuk menaikkan harga jual produk KFC Indonesia karena saat ini daya beli masyarakat sedang mengalami pelemahan."Kami bertahan untuk tidak menaikkan harga karena daya beli sedang menurun. Kami tetap ingin konsumen bisa menikmati KFC tanpa ragu atau merasa harganya mahal," ujar Justinus, Rabu (20/5). Akan tetapi, jika tidak menaikkan harga, perseroan harus menanggung beban keuangan yang cukup besar. Justinus bilang, saat ini pihaknya masih menghitung berapa besar peningkatan beban biaya selisih kurs yang akan menggerus laba perseroan.
Pelemahan rupiah bisa gerus laba FAST
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (AS) masih berlanjut. Tercatat nilai tukar rupiah terhadap dollar pada hari ini masih di rentang harga Rp 13.000 per dollar AS. Jika pelemahan rupiah tersebut terus berlangsung, pelaku bisnis yang mengandalkan bahan baku impor bakal semakin terbebani. Hal tersebut diakui Justinus D. Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Kata dia, pelemahan rupiah akan berpengaruh terhadap supplier ayam yang merupakan bahan baku utama Kentucky Friend Chicken. Harga ayam dari para supplier tersebut pun akan meningkat sehingga mau tidak mau perseroan pun terkena dampaknya. Biarpun begitu, pihaknya belum berpikiran untuk menaikkan harga jual produk KFC Indonesia karena saat ini daya beli masyarakat sedang mengalami pelemahan."Kami bertahan untuk tidak menaikkan harga karena daya beli sedang menurun. Kami tetap ingin konsumen bisa menikmati KFC tanpa ragu atau merasa harganya mahal," ujar Justinus, Rabu (20/5). Akan tetapi, jika tidak menaikkan harga, perseroan harus menanggung beban keuangan yang cukup besar. Justinus bilang, saat ini pihaknya masih menghitung berapa besar peningkatan beban biaya selisih kurs yang akan menggerus laba perseroan.