Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Suku Bunga Tak Menghambat Investasi di IKN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan pelemahan rupiah dan kenaikan suku bunga acuan tidak akan menghambat realisasi investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Plh Kadin, Yukki Nugrahawan Hanafi menilai beberapa calon investor yang masuk ke IKN sudah memiliki komitmen untuk merealisasikannya. Pun ia melihat, kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini masih cukup baik. "Walaupun ada pelemahan terhadap rupiah, saya yakini ini bersifat sementara tapi memang perlu kehati-hatian tapi saya optimis," kata Yukki dalam media briefing di Menara Kadin, Jakarta, Senin (30/10).

Baca Juga: Pembangunan IKN Tahap I Sudah Capai 52,89%

Yukki bilang beberapa investor saat ini juga sudah mulai merealisasikan investasinya. Bahkan, beberapa anggota dari Kadin juga turut berkontribusi dalam berinvestasi di IKN. Beberapa di antaranya ada investasi di sektor rumah sakit, sekolah hingga retail. "Terus kemarin saya dengan untuk convenion hotel bertaraf internasional ditargetkan juga tahap pertamanya akan diselesaikan pada semester kedua tahun depan," jelas Yukki. "Saya lihat dari realisasi investasi semester terakhir dan per hari ini masih berjalan dengan baik ya," tambahnya.


Baca Juga: Jokowi akan Pimpin Groundbreaking 10 Proyek Infrasruktur di IKN

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika semakin melemah. Pada Seni, 30 Oktober 2023, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta tembus nyaris Rp 15.869 per dolar AS. Sementara, kenaikan suku bunga acuan itu diumumkan oleh Bank Indonesia pekan lalu berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023. Rapat tersebut memutuskan untuk menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate menjadi 6 persen. Selain itu, hasil rapat tersebut juga memutuskan suku bunga deposit facility juga naik menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75 persen. Bank sentral ini terakhir kali menaikkan suku bunga pada Januari 2023 dari 5,5 persen menjadi 5,75 persen. 

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .