KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah di sepanjang pekan ini tidak bisa terhindarkan. Perang Rusia dan Ukraina jadi biang kerok pelemahan rupiah. Di pasar spot, Jumat (25/2), rupiah menguat 0,19% ke Rp 14.364 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dalam sepekan rupiah melemah 0,26%. Kompak, kurs Jisdor versi Bank Indonesia (BI), sore ini juga menguat 0,01% ke Rp 14.369 per dolar AS. Sementara dalam sepekan rupiah melemah 0,21%.
Baca Juga: Uang Peringatan 75 Tahun RI Raih Penghargaan Internasional Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengamati pergerakan rupiah di awal pekan masih bisa stabil karena disokong
capital inflow yang masuk di pasar saham. Namun, di pertengahan pekan hingga akhir pekan situasi Rusia dan Ukraina semakin memanas. Alhasil, penguatan rupiah tidak bisa berlanjut. Senada, Lukan Leong Analis DCFX Futures mengatakan di awal pekan rupiah bergerak stabil karena belum ada ekspektasi Rusia dan Ukraina akan melakukan penyerangan dalam waktu cepat. Sebaliknya fundamental dalam negeri solid dan berhasil menjaga nilai tukar rupiah. Namun, perang Rusia dan Ukraina yang meledak, memicu ketidakpastian. Alhasil,
risk off terjadi dan mata uang
emerging markets seperti rupiah tidak lepas dari koreksi.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.888 Pada Jumat (25/2), Asing Cetak Net Buy Sepanjang Februari Untuk di pekan depan, Fikri memproyeksikan rupiah berpotensi kembali bergerak stabil karena tersokong rilis data ekonomi dalam negeri yang juga diproyeksikan positif. "Harga komoditas naik, cadangan devisa diproyeksikan juga membaik dan diharapkan
capital inflow bisa terus terjadi baik di pasar saham maupun obligasi," kata Fikri.
Lukman juga memandang pelaku pasar masih diselimuti kekhawatiran. Pelemahan rupiah masih berpotensi terjadi di pekan depan. Sepekan depan, Fikri memproyeksikan rentang rupiah berada di Rp 14.250 per dolar AS hingga Rp 14.450 per dolar AS. Sedangkan Lukman mengekspektasikan rentang rupiah di Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.500 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat Tipis ke Rp 14.369 Per Dolar AS Pada Akhir Pekan Ini (25/2) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati