Pelemahan rupiah efek harga minyak



JAKARTA. Di awal pekan ini, rupiah terpeleset ke zona merah. Dan sejumlah sentimen negatif masih berlanjut membayangi pergerakan rupiah hari ini.

Di pasar spot, Senin (21/3) valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah 0,27% ke Rp 13.152 per dollar AS dibandingkan hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah rupiah di Bank Indonesia tergerus hingga 0,86% ke Rp 13.160 per dollar AS.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, menilai, turunnya harga minyak mentah dunia dari level US$ 40 per barel menekan mata uang berbasis komoditas, termasuk rupiah. Di sisi lain, dollar AS tengah menguat.


"Posisi USD perlahan membaik setelah terlempar cukup dalam pekan lalu, pasca FOMC," kata Josua.

Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menilai, faktor internal juga menyumbang katalis negatif bagi pergerakan mata uang garuda.

"Diproyeksikan, laba korporasi pada kuartal I-2016 ini akan memburuk, hal tersebut menjadi tekanan bagi pasar saham dan keuangan Indonesia," ujar Christian.

Maka prediksinya, pada Selasa (22/3) peluang rupiah terkoreksi masih terbuka lebar. Belum lagi, pelaku pasar masih memprediksi kelanjutan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia karena kecemasan terjadinya kredit macet di perbankan.

Josua menambahkan, Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 dari 5,3% menjadi 5,1%. Ini turut memberikan imbas negatif. "Hanya saja, jika data-data ekonomi Eropa pada Selasa (22/3) lebih positif, pelemahan rupiah lebih terbatas," duga Christian.

Untuk itu Christian memproyeksi, pergerakan rupiah Selasa (22/3) bergulir di rentang Rp 13.130 sampai Rp 13.240 per dollar AS. Sementara Josua memprediksikan, rupiah bergerak dalam kisaran Rp 13.100 sampai Rp 13.250 sedollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie