Pelemahan Rupiah Makin Dalam, Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Mencuat Lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah makin dalam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada siang ini. Rabu (3/4) pukul 13.25 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,23% ke Rp 15.933 per dolar AS.

Ini adalah posisi rupiah paling lemah sejak 2 November 2023 atau lima bulan terakhir. Pelemahan rupiah yang terjadi berturut-turut sejak akhir Maret memicu spekulasi bahwa bank sentral akan menggencarkan intervensi, bahkan mengerek suku bunga.

"Spekulasi yang beredar adalah bahwa pelemahan yang disebabkan oleh faktor rupiah kemungkinan akan memicu taruhan kenaikan suku bunga, seperti yang terjadi pada Oktober 2023 lalu," kata Radhika Rao, senior ekonom DBS Group Holdings dalam catatan yang dikutip Bloomberg.


Rao menambahkan bahwa selisih suku bunga antara Indonesia dan Amerika sekarang ini hanya 50 basis points (bps) ketimbang 325 bps di akhir 2019.

Baca Juga: Kemenkeu Pastikan Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap APBN Masih Terkendali

Edi Susianto, Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia mengatakan bahwa rupiah terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar yuan, sekaligus permintaan dolar yang kuat untuk pembayaran dividen bagi investor asing. Selain itu, rupiah juga tertekan oleh aliran dana asing yang keluar dari pasar obligasi.

"Data inflasi Maret yang lebih tinggi ketimbang ekspektasi, dipicu oleh harga pangan yang tinggi, juga berkontribusi pada pelemahan rupiah," kata Edi kepada Bloomberg.

Mata uang Asia pekan lalu hingga awal pekan ini memang sempat tertekan oleh dolar AS yang menguat terhadap mata uang utama dunia. Tetapi pada hari ini, mata uang Asia cenderung bergerak bervariasi.

Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan, Begini Prediksinya untuk Perdagangan Rabu (3/4)

Rupiah memimpin pelemahan mata uang Asia, disusul oleh peso Filipina, baht Thailand, yen Jepang, rupee India, yuan China, dan yuan offshore

Sementara won Korea memimpin penguatan sebesar 0,24%. Penguatan won disusul oleh dolar Taiwan, dolar Singapura, dan ringgit Malaysia.

i sisi sebaliknya, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia pagi ini melemah ke 104,78. Indeks dolar melemah dalam dua hari terakhir setelah menyentuh 105,02 pada Senin (1/4) yang merupakan level tertinggi sejak pertengahan November 2023 atau hampir lima bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati