JAKARTA. Rupiah masih lunglai. Siang ini (11/8), kurs USD/IDR di pasar spot sempat menembus Rp 9.900. Pelemahan rupiah ini ternyata turut mempengaruhi pergerakan bursa saham.Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot mencapai Rp 9.904 pada pukul 13.52 siang tadi. Namun pada penutupan, rupiah berhasil menguat sedikit dan ditutup pada Rp 9.866 per dollar AS.Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini terkoreksi 0,27% ke 4.305,91. Ini adalah hari ketiga IHSG terus merosot."Pasar memang sudah tampak aneh sejak awal tahun. Belakangan ini, investor asing mencatat net buy di pagi hari, namun di akhir sesi kebanyakan net sell karena mereka stop membeli dan malah menjual," tutur Satrio Utomo, analis Universal Broker. Menurutnya, ini karena pasar sudah mulai panik.Pelemahan rupiah ikut berpengaruh terhadap minat investor asing dalam memborong saham di bursa Indonesia. Ketika rupiah melemah dan dollar menguat, memang mereka bisa membeli saham lebih banyak dengan dollar yang mereka miliki. Namun, kata Satrio, mereka umumnya lebih memilih menunggu."Kalau beli hari ini dan besok rupiah melemah lagi, artinya portofolio mereka juga menurun. Investor asing lebih memilih kurs dan pasar yang stabil. Mereka akan menunggu hingga pasar lebih tenang baru mereka ambil posisi lagi," paparnya.Satrio berharap Bank Indonesia (BI) segera bertindak untuk mengakhiri kepanikan pasar. "Kepanikan bisa berakhir jika BI cukup kuat menahan rupiah," ujarnya. Paling tidak, rupiah ditutup menguat, karena harga penutupan mempengaruhi kondisi psikologis pasar. "Agar pasar confidence, minimal intervensi kelihatan jejaknya," imbuhnya.Perbedaan nilai kursWalau di pasar spot harga rupiah longsor menembus Rp 9.900, anehnya tidak begitu dengan rupiah pada kurs tengah BI.Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah hari ini berada pada Rp 9.660 per dollar AS. Nilai tengah ini juga hampir setara dengan kurs USD/IDR versi Reuters yang ditutup di level Rp 9.630.Meskipun begitu, di pasar offshore atau pada perdagangan rupiah di luar negeri, nilai tukar rupiah justru terpuruk. Nilainya bisa berselisih sampai Rp 200 dengan kurs tengah BI. Kontrak forward rupiah untuk jangka waktu 1 minggu menyundul Rp 9.933 pada pukul 08.23 pagi. Kontrak NDF USD/IDR itu ditutup pada level 9.905."Biasanya nilai tukar rupiah yang mencerminkan nilai acuan jual beli di pasar ini adalah NDF dikurangi sekitar 20 poin," kata Rachmat Wibisono, pengamat pasar uang.Ia mengatakan rupiah masih sangat rentan untuk terus melemah. "Pekan depan bisa jadi rupiah di pasar terancam melemah sampai ke Rp 10.000," tuturnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pelemahan rupiah memicu aksi jual investor bursa
JAKARTA. Rupiah masih lunglai. Siang ini (11/8), kurs USD/IDR di pasar spot sempat menembus Rp 9.900. Pelemahan rupiah ini ternyata turut mempengaruhi pergerakan bursa saham.Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot mencapai Rp 9.904 pada pukul 13.52 siang tadi. Namun pada penutupan, rupiah berhasil menguat sedikit dan ditutup pada Rp 9.866 per dollar AS.Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini terkoreksi 0,27% ke 4.305,91. Ini adalah hari ketiga IHSG terus merosot."Pasar memang sudah tampak aneh sejak awal tahun. Belakangan ini, investor asing mencatat net buy di pagi hari, namun di akhir sesi kebanyakan net sell karena mereka stop membeli dan malah menjual," tutur Satrio Utomo, analis Universal Broker. Menurutnya, ini karena pasar sudah mulai panik.Pelemahan rupiah ikut berpengaruh terhadap minat investor asing dalam memborong saham di bursa Indonesia. Ketika rupiah melemah dan dollar menguat, memang mereka bisa membeli saham lebih banyak dengan dollar yang mereka miliki. Namun, kata Satrio, mereka umumnya lebih memilih menunggu."Kalau beli hari ini dan besok rupiah melemah lagi, artinya portofolio mereka juga menurun. Investor asing lebih memilih kurs dan pasar yang stabil. Mereka akan menunggu hingga pasar lebih tenang baru mereka ambil posisi lagi," paparnya.Satrio berharap Bank Indonesia (BI) segera bertindak untuk mengakhiri kepanikan pasar. "Kepanikan bisa berakhir jika BI cukup kuat menahan rupiah," ujarnya. Paling tidak, rupiah ditutup menguat, karena harga penutupan mempengaruhi kondisi psikologis pasar. "Agar pasar confidence, minimal intervensi kelihatan jejaknya," imbuhnya.Perbedaan nilai kursWalau di pasar spot harga rupiah longsor menembus Rp 9.900, anehnya tidak begitu dengan rupiah pada kurs tengah BI.Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah hari ini berada pada Rp 9.660 per dollar AS. Nilai tengah ini juga hampir setara dengan kurs USD/IDR versi Reuters yang ditutup di level Rp 9.630.Meskipun begitu, di pasar offshore atau pada perdagangan rupiah di luar negeri, nilai tukar rupiah justru terpuruk. Nilainya bisa berselisih sampai Rp 200 dengan kurs tengah BI. Kontrak forward rupiah untuk jangka waktu 1 minggu menyundul Rp 9.933 pada pukul 08.23 pagi. Kontrak NDF USD/IDR itu ditutup pada level 9.905."Biasanya nilai tukar rupiah yang mencerminkan nilai acuan jual beli di pasar ini adalah NDF dikurangi sekitar 20 poin," kata Rachmat Wibisono, pengamat pasar uang.Ia mengatakan rupiah masih sangat rentan untuk terus melemah. "Pekan depan bisa jadi rupiah di pasar terancam melemah sampai ke Rp 10.000," tuturnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News