KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan bunga utang pemerintah tahun depan meningkat dibandingkan pembiayaan bunga utang tahun ini. Pasalnya, dalam postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pembiayaan bunga utang tercatat sebesar Rp 275,9 triliun. Sementara pembiayaan bunga utang APBN 2018 yang sebesar Rp 238,61 triliun. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, peningkatan bunga utang ini lebih dikarenakan nilai tukar rupiah yang melemah. Pasalnya, komposisi denominasi utang pemerintah yang berasal dari rupiah sebesar 60% dan dari valas sebesar Rp 40%. "Dari total utang, di tahun 2017 dalam rupiah sebesar 60%, 29% dollar AS, dan sisanya mata uang lain sebesar 11%. Saya rasa, komposisi tahun lalu tak jauh berbeda dengan tahun ini," tutur Lana kepada Kontan.co.id, Minggu (21/10).
Pelemahan rupiah menjadi penyebab kenaikan pembiayaan bunga utang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan bunga utang pemerintah tahun depan meningkat dibandingkan pembiayaan bunga utang tahun ini. Pasalnya, dalam postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pembiayaan bunga utang tercatat sebesar Rp 275,9 triliun. Sementara pembiayaan bunga utang APBN 2018 yang sebesar Rp 238,61 triliun. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, peningkatan bunga utang ini lebih dikarenakan nilai tukar rupiah yang melemah. Pasalnya, komposisi denominasi utang pemerintah yang berasal dari rupiah sebesar 60% dan dari valas sebesar Rp 40%. "Dari total utang, di tahun 2017 dalam rupiah sebesar 60%, 29% dollar AS, dan sisanya mata uang lain sebesar 11%. Saya rasa, komposisi tahun lalu tak jauh berbeda dengan tahun ini," tutur Lana kepada Kontan.co.id, Minggu (21/10).