Pelemahan rupiah pengaruhi toko elektronik ibu kota



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lemahnya rupiah memberikan dampak pada penurunan daya beli masyarakat. Hal tersebut diakui salah satu pedagang elektronik di Mall Mangga Dua.

Yuli, pemilik gerai Multicom yang menjual berbagai telepon genggam dan aksesoris menyatakan, semenjak rupiah melemah pengunjung berkurang drastis. Alhasil, pedagang hanya mengandalkan Sabtu dan Minggu pengunjung kembali ramai.

Berdasarkan pantauan kontan.co.id, Sabtu (7/7), gerai yang bermarkas di Mall Mangga Dua lantai II tersebut memiliki pengunjung yang ramai, demikian dengan toko-toko di sekitarnya. Mereka datang untuk membeli aksesoris dan telepon genggam.


“Sabtu-Minggu paling ramai, tapi Senin-Jumat bahkan bisa menggelar tikar karena sepi,” ujarnya kepada kontan.co.id. Dia bilang, jumlah pengunjung bisa naik sampai 75% di akhir pekan.

Sedangkan dampak pada harga produk jual diakuinya tidak mengalami perubahan. “Yang berubah hanya daya beli masyarakat,” tegasnya.

Karenanya, pasokan juga dikurangi dan menggunakan sistem ‘share’. Sistem ini digunakan saat tokonya tidak memiliki barang yang diminta pelanggan.

Dia akan meminta barang dari toko lain di sekitarnya dengan sistem bagi hasil. Dengan begitu, ia terus dapat melayani permintaan pelanggan.

Walaupun begitu, gerainya tetap terisi penuh dengan berbagai model telepon genggam dan aksesorisnya.

Saat ini, masyarakat juga lebih perhatian pada kualitas. Karenanya, masyarakat lebih memilih membelikan produk baru dengan harga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan produk bekas.

Oleh sebab itu, Yuli tidak menjual produk bekas. “Produk bekas sekarang sudah mati,” ujarnya. Lanjutnya, harga telepon genggam sudah semakin murah. Sehingga hanya dengan harga yang lebih tinggi sedikit, masyarakat lebih memilih membelanjakan barangnya dengan produk baru.

Berbeda dengan Yuli, Aiy salah satu pedangang elektronik rumah tangga di sekitar Plaza Glodok menjelaskan bahwa melemahnya rupiah membuat harga sedikit naik. “Naik 3% sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000,” ujarnya.

Walaupun begitu, ia menyatakan tidak mengalami penurunan permintaan. Bahkan, setelah lebaran diakuinya lebih baik karena toko disekitarnya tutup karena pulang kampung, sehingga ia bisa menikmati hasil yang lebih baik lagi. Sayangnya ia tidak mau menyebutkan omzet atau pun peningkatan penjualan pasca lebaran.

Dari penjualan elektronik rumah tangga ia bilang AC menjadi penjualan tertinggi. “Permintaan AC mencapai 50% di bandingkan yang lain,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia