KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelayaran, PT Samudera Indonesia Tbk (
SMDR) mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah hingga menyentuh level Rp 16.380-an. Hal ini menunjukkan potensi inflasi dari sisi pasokan, terutama terkait dengan bahan baku impor industri. Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani M Mulia, menjelaskan bahwa alasan utama ketahanan perusahaan adalah sebagian besar penerimaan mereka berdenominasi dolar AS.
Baca Juga: Sepanjang Kuartal I-2024, Samudera Indonesia (SMDR) Serap Capex US$ 80 Juta "Secara umum, bagi kami semuanya baik-baik saja dan tidak terdampak negatif oleh tren pelemahan rupiah ini. Jika dolar naik, sebenarnya kinerja perusahaan bisa menjadi lebih baik," kata Bani dalam paparan publik, Rabu (26/6). Meski demikian, Bani menyatakan bahwa perusahaan tetap waspada terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul akibat penguatan dolar tersebut. Salah satu risiko lain yang dapat mempengaruhi perusahaan adalah tren penurunan biaya angkut (
freight rate). "Tentu kita tetap harus siap menghadapi risiko dalam setiap kemungkinan, tetapi secara umum bagi Samudera, kenaikan dolar tidak memiliki dampak negatif," tegasnya.
Menurutnya, meskipun ada penurunan biaya angkut, kondisi ini tidak seburuk tahun 2022 saat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, ia tetap optimistis dapat meningkatkan kinerja sepanjang tahun 2024. "Kami (SMDR) yang sudah puluhan tahun mengalami kondisi ini, tentu kami masih sangat optimis melihat prospek 2024. Kondisinya masih oke," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .