KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) mengungkapkan bahwa fenomena pelemahan rupiah tidak memberi dampak signifikan terhadap kinerja perseroan. Sebagaimana diketahui, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah menyentuh level Rp 16.380-an. Hal itu menunjukkan bakal terjadi pembengkakan secara ekonomi dilihat dari sisi supply utamanya pada produksi terutama berkaitan dengan bahan baku impor industri. "Jadi Summarecon itu terkait dengan currency itu porsinya sangat sedikit. Sehingga kita masih melakukan bisnis as usual, tidak terlalu fokus berdampak dan tidak terlalu fokus untuk menyiapkan satu mitigasi tertentu," kata Direktur Utama SMRA, Adrianto Pitojo dalam paparan publik, Kamis (20/6).
Baca Juga: Tahun Ini, Summarecon Agung (SMRA) Anggarkan Capex Hingga Rp 750 Miliar Menurutnya, pelemahan rupiah akan mempengaruhi kinerja perseroan jika SMRA ingin menggarap pembangunan apartemen. Adri menjelaskan, sekitar 10%-15% akan terpengaruh karena membutuhkan barang impor, salah satunya untuk kebutuhan elevator. "Cuma memang kalau kita membangun apartemen, mungkin ada sedikit ya, mungkin porsinya 10%-15%, misalnya ada hasil faktor yang harus diimport," lanjutnya.
Sedangkan, dalam kurun waktu dekat ini perseroan masih fokus pada pembangunan rumah tapak yang bahan bakunya dari dalam negeri. Sebab, pihaknya menilai belum tepat untuk membangun apartemen dalam situasi yang belum pasti seperti ini. "Cuma kebetulan kami memang belum fokus membangun apartemen baru. Ya, kami masih terus fokus ke landed dulu, karena kita juga tahu pasar apartemen saat ini kan juga belum pas. Walaupun kita memang punya rencana, tapi ada market tertentu untuk membangun apartemen, tapi market tertentu yang kita tuju, yang kita yakin itu pasti bisa bagus," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .