Pelemahan sektoral menekan kinerja indeks IDX Value30 dan IDX Growth30



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca dirilis beberapa waktu lalu, IDX Value30 maupun IDX Growth30 sama-sama belum mencatatkan kinerja yang menawan. IDX Value30 dihitung secara year to date masih minus 8% sementara IDX Growth dengan periode perhitungan yang sama baru cetak return senilai 0,52% hingga Senin (26/8).

IDX Value30 merupakan Indeks yang mengukur kinerja 30 emiten dengan value harga yang rendah namun memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Di dalam IDX Value30 di antaranya terdapat emiten BBNI, UNTR, INDF, ADRO, PGAS, INKP, PTBA, BBTN, WSKT, dan lainnya

Sementara IDX Growth30 merupakan Indeks yang mengukur kinerja 30 saham dengan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan yang baik. Beberapa emiten yang tercatat dalam kategori Indeks ini diantaranya TLKM, BBCA, BBRI, BBNI, INTP, SMGR, CPIN, TPIA, ICBP, GGRM, BRPT, INKP, dan masih banyak lagi.


Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony mengatakan, kinerja indeks yang masih tertekan ini disebabkan oleh kinerja emiten belum menunjukkan performa maksimal. “Saham-saham yang masuk dalam IDX Value30 tersebut adalah saham yang sedang dalam siklus penurunan dimana cenderung lebih mudah turun dibandingkan untuk naik,” kata Chris, Senin (26/8).

Baca Juga: FTSE merombak saham, ini rekomendasi analis

Sementara untuk IDX Growth30, Chris juga melihat kinerja indeks belum ditopang oleh pergerakan emiten yang terdapat di dalam indeks. Chris melihat, kinerja IDX Growth tertahan pada saham-saham sektor perbankan dan sektor kertas. Penurunan dua sektor ini cukup memberikan dampak bagi IDX Growth.

Tapi, Chris melihat bahwa kinerja emiten masih banyak yang menunjukkan pergerakan positif. Pada IDX Growth 30 misalnya, selain emiten sektor perbankan dan kertas, emiten lainnya masih memiliki kinerja yang tergolong cukup baik.

Menurut Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma, kinerja indeks yang masih tertekan ini tidak selalu disebabkan oleh kinerja emiten yang jelek. Terdapat banyak faktor yang harus dikaji lebih dalam ketika menilai kinerja indeks.

Baca Juga: IHSG turun dengan net sell Rp 902 miliar pada penutupan perdagangan Senin (26/8)

Suria mengatakan, adanya kedua indeks ini dapat membantu investor untuk mengenali harga saham yang masih bersahabat. Pasalnya menurut Suria kedua indeks baru BEI ini sudah dibentuk sedemikian rupa dengan target investor maupun reksadana yang spesifik.

Meskipun terbatas pada segmen investor tertentu, menurut Chris kedua indeks ini masih menarik untuk menjadi portofolio investor. Asal, investor rajin menambahkan portofolionya secara berkala untuk saham-saham yang masuk ke dalam indeks saat harganya turun. Chris menilai, kedua indeks ini cocok sebagai pilihan investasi jangka menengah hingga panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati