KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan operator terminal PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatatkan arus peti kemas sepanjang tahun 2022 sebanyak 11,16 juta twenty foot equivalent unit (TEUs). Jumlah tersebut tumbuh sekitar 1,08% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yakni sebanyak 11,04 juta TEUs. Namun, capaian arus peti kemas Pelindo tahun 2022 sedikit di bawah target yang telah ditetapkan perusahaan sebanyak 11,65 juta TEUs.
Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target arus peti kemas perusahaan.
Salah satunya adalah berkaitan dengan arus peti kemas luar negeri yang masih terdampak oleh konflik Rusia dan Ukraina. Selain itu, masalah penutupan pelabuhan akibat kebijakan
lockdown di sejumlah kota di China juga mempengaruhi arus ekspor dan impor di sejumlah terminal peti kemas di Indonesia. “Peti kemas dalam negeri juga turun, karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang salah satunya cuaca buruk di beberapa wilayah Indonesia,” kata Widyaswendra dalam keterangan resmi, Selasa (17/1).
Baca Juga: Grup Pelindo Siap Mengoperasikan Jalan Tol Cibitung-Cilincing di Kuartal I-2023 Lebih lanjut, arus peti kemas luar negeri Pelindo pada 2022 tercatat sebanyak 3,48 juta TEUs atau tercapai 94,28% dari target sebanyak 3,66 juta TEYs. Jumlah tersebut naik 2,04% dari realisasi tahun 2021 yaitu sebanyak 3,41 juta TEUs. Sementara untuk peti kemas dalam negeri Pelindo sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 7,67 juta TEUs atau tercapai 96,1% dari target sebanyak 7,98 juta TEUs. Arus peti kemas dalam negeri tumbuh 0,65% dari tahun 2021 yang tercatat sebanyak 7,62 juta TEUs. “Prediksi kami pada tahun 2022 kemarin akan ada kenaikan sekitar 5%-7% dari tahun 2021. Namun, realisasinya naik sekitar 1,08%. Untuk tahun 2023, target kami kurang lebih sebanyak 11,53 juta teus,” urai Widyaswendra Dia menyebutkan transformasi operasional terminal peti kemas masih menjadi program utama Pelindo Terminal Petikemas pada tahun 2023. Sejumlah terminal peti kemas akan dipoles untuk meningkatkan produktivitas yang diharapkan dapat mengurangi waktu singgah kapal (port stay). Terminal peti kemas (TPK) dimaksud meliputi TPK Jayapura, TPK Pantoloan, TPK Kupang, TPK Tarakan, TPK Kendari, dan TPK Bitung. Program lain yang akan dijalankan oleh Pelindo Terminal Petikemas yakni digitalisasi dan sistemasi operasi terminal peti kemas, optimalisasi aset, pengembangan pelabuhan melalui mitra strategis, dan beberapa program kerja lainnya.
Baca Juga: Meningkat 71,2%, Pelindo Layani 1,1 juta Penumpang Nataru 2022/2023 Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menyebut, upaya kontainerisasi muatan dapat menjadi salah satu upaya Pelindo Terminal Petikemas untuk meningkatkan pertumbuhan arus peti kemas. Tak hanya itu, untuk mendukung upaya kontainerisasi Pelindo Terminal Petikemas perlu melakukan pembenahan di sejumlah pelabuhan yang ada di wilayah timur Indonesia agar mampu digunakan untuk kegiatan peti kemas. “Potensi muatan peti kemas di wilayah timur Indonesia masih cukup tinggi, utamanya berkaitan dengan hasil tangkapan laut atau perikanan. Namun, perlu diperhatikan apakah pelabuhan yang ada di daerah sudah dapat mendukung bongkar muat peti kemas ataupun fasilitas berpendingin,” ungkap Siswanto. Di sisi lain, upaya untuk meningkatkan arus peti kemas luar negeri dapat dilakukan dengan penyediaan terminal yang berfungsi sebagai
transshipment hub. Namun demikian, Siswanto menilai perlu dilakukan kajian yang menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah. Keberadaan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal, dan hal lainnya sangat dibutuhkan dalam mewujudkan
transhipment hub internasional yang dimimpikan.
“Pertarungan di sektor tersebut akan sangat berat. Diketahui ada negara tetangga yang sudah menguasai pasar, sehingga Indonesia perlu memperkuat diri terlebih dahulu untuk siap bersaing langsung dengan mereka di selat Malaka,” terangnya. Siswanto menambahkan, bila konsolidasi TPK Koja dan JICT kelak tuntas dilakukan, kinerja Pelindo Terminal Petikemas akan makin kinclong. Pasalnya, terminal tersebut, khususnya JICT, merupakan terminal terbesar dan tersibuk di Indonesia. “Dari sisi kinerja, tentulah hal tersebut akan makin mengangkat bobot perusahaan. Ini penting sebagai modal masuk ke padar modal kelak,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari