KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus melakukan transformasi bisnis yang salah satunya diwujudkan melalui optimalisasi kawasan Makassar New Port. Arus barang di Makassar New Port diharapkan terus meningkat sejalan dengan penambahan kapasitas terminal peti kemas tersebut. Sebagai informasi, usai pembangunan Makassar New Port Tahap 1B dan 1C yang tuntas September 2023 lalu, kapasitas terminal peti kemas di sana naik 150% dari semula 1 juta twenty foot equivalent unit (TEUs) menjadi 2,5 juta TEUs. Sebelumnya, Makassar New Port dibangun karena terminal peti kemas di Pelabuhan Soekarno Hatta yang berkapasitas 700.000 TEUs sudah optimal. Jika tidak ada penambahan kapasitas atau pembangunan pelabuhan baru, Soekarno-Hatta diperkirakan menghadapi kongesti pada 2019. Pemerintah kemudian menetapkan Makassar New Port sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca Juga: Begini Update Sejumlah Proyek Jalan Tol Nusantara Infrastructure (META) Peletakan batu pertama (ground breaking) pelabuhan yang terletak sekitar lima kilometer dari Pelabuhan Soekarno Hatta dilakukan Presiden Joko Widodo pada Mei 2015. Makassar New Port Tahap 1A mulai beroperasi pada November 2018. Namun, terminal peti kemas yang kini dinamakan Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) saat ini juga sudah mencapai titik optimum. Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis mengatakan, Terminal Peti Kemas New Makassar (Terminal 2) selalu mencatat capaian kegiatan bongkar muat rata-rata di atas 100%. “Capaian arus bongkar muat barang pada November 2023 misalnya, mencapai 121,3% dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023,” kata dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Senin (8/1). Pada 2023, awalnya Pelindo Regional 4 menetapkan RKAP arus bongkar muat sebesar 193.287 TEUs. Namun, melihat derasnya arus bongkar muat pada awal-awal 2023, Pelindo lalu menaikkan target dalam RKAP Perubahan 2023 menjadi 212.675 TEUs. Sampai November 2023, arus bongkar muat di Makassar New Port sudah menembus 257.981 TEUs. Capaian ini juga didukung transformasi dan standardisasi operasional pasca Pelindo Merger pada 1 Oktober 2021. Saat ini, di luar Makassar, sejumlah pelabuhan di Indonesia Timur seperti Ambon dan Sorong sudah menetapkan waktu operasional tujuh hari selama 24 jam dalam seminggu (7x24). Standardisasi ini menghasilkan peningkatan produktivitas dan efisiensi. Di Makassar New Port, waktu sandar kapal di pelabuhan (port stay) sekarang maksimal 24 jam dari sebelumnya 48 jam. Produktivitas bongkar muat di pelabuhan ini juga naik dari sebelum merger rata-rata sebesar 20 box per ship per hour (BSH) menjadi rata-rata 34 BSH. Peningkatan produktivitas dan kecepatan layanan inilah yang membuat capaian Pelindo Regional 4 mengkilap. Transformasi ini juga didukung digitalisasi layanan. Mulai 9 Desember 2023, Makassar New Port melakukan upgrading sistem dengan menerapkan Terminal Operation System-Nusantara (TOS Nusantara). Alhasil, proses layanan menjadi real time, lebih cepat, mudah, dan praktis, layanan ini juga mampu menghapuskan praktik suap dan pungutan liar. Menurut Enriany, saat ini dermaga Makassar New Port atau Terminal Petikemas New Makassar (Terminal 2) telah menjadi primadona untuk sandar kapal terutama yang berbobot besar. Pelabuhan ini memiliki dermaga sepanjang 1.600 meter. Total investasi yang telah dikucurkan Pelindo untuk Makassar New Port Tahap 1A, 1B, dan 1C mencapai Rp 10 triliun.
Baca Juga: Kemenhub Rampungkan 21 PSN Sektor Transportasi Hingga Tahun 2023 Makassar New Port dirancang menjadi pelabuhan utama sekaligus hub bagi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur, terutama untuk kegiatan ekspor. Sebelumnya, ekspor berbagai produk andalan dari Indonesia Timur seperti cokelat, kopi, dan olahan kayu diekspor melalui Tanjung Perak, Surabaya atau Tanjung Priok, Jakarta.
Untuk mendukung konektivitas Makassar New Port dengan sejumlah kawasan industri (hinterland) di Provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah juga sudah menyelesaikan pembangunan jalan tol sepanjang 3,21 km yang menghubungkan beberapa titik strategis, mulai dari arah Pelabuhan Makassar (Jalan Tol Seksi 1) dan dari arah Bandara Sultan Hasanuddin (Jalan Tol Seksi IV) menuju ke MNP. Proyek ini menghabiskan biaya Rp 705 miliar. Pemerintah juga akan menyambungkan Makassar New Port dengan jalur kereta api Trans Sulawesi. Ruas pertama Trans Sulawesi, yakni Makassar-Parepare sejauh 142 km sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 29 Maret 2023. Jalur kereta api ini akan memangkas waktu tempuh dari tiga jam menjadi hanya separuhnya. Rencananya, jalur kereta api Trans Sulawesi akan merentang sampai Manado. Dengan produktivitas yang makin besar, layanan yang makin cepat, dan standardisasi operasional, serta konektivitas yang jauh lebih baik, Pelindo berharap biaya logistik akan terus menurun. Pada 2022, biaya logistik nasional masih di posisi 14,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2022. Angka ini sudah lebih rendah dibandingkan 23,8% pada 2018, namun pemerintah tetap mengejar target biaya logistik 8% pada 2045. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi