KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) menganggarkan dana sebesar Rp 38 triliun untuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, pada tahap pertama, pihaknya memerlukan dana sebesar Rp 4 triliun. Selanjutnya untuk tahap kedua dan ketiga, dana yang dibutuhkan masing-masing sebesar Rp 11 triliun dan Rp 23 triliun. Untuk tahap pertama, pembangunan akan fokus pada multipurpose terminal. “Terminal ini memiliki kapasitas 600 ribu twenty foot equivalent units (TEUs) per tahun, untuk curah kering 3,5 juta ton, dan 1,5 juta ton untuk curah basah, panjang dermaga 1,000 meter,” jelas Bambang, Kamis (7/5). Tahap kedua, lanjut Bambang, akan lebih fokus pada proses pengadaan lahan untuk kawasan industri. “Jadi kami menyediakan kawasan industri untuk menarik investor dengan menyiapkan fasilitas dasar agar mereka menanamkan uangnya di Kuala Tanjung sehingga bisa tercipta kawasan industri baru. Sampai saat ini, ada beberapa investor yang berminat. Salah satunya dari China,” papar Bambang.
Pelindo I anggarkan Rp 38 triliun untuk Pelabuhan Kuala Tanjung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) menganggarkan dana sebesar Rp 38 triliun untuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, pada tahap pertama, pihaknya memerlukan dana sebesar Rp 4 triliun. Selanjutnya untuk tahap kedua dan ketiga, dana yang dibutuhkan masing-masing sebesar Rp 11 triliun dan Rp 23 triliun. Untuk tahap pertama, pembangunan akan fokus pada multipurpose terminal. “Terminal ini memiliki kapasitas 600 ribu twenty foot equivalent units (TEUs) per tahun, untuk curah kering 3,5 juta ton, dan 1,5 juta ton untuk curah basah, panjang dermaga 1,000 meter,” jelas Bambang, Kamis (7/5). Tahap kedua, lanjut Bambang, akan lebih fokus pada proses pengadaan lahan untuk kawasan industri. “Jadi kami menyediakan kawasan industri untuk menarik investor dengan menyiapkan fasilitas dasar agar mereka menanamkan uangnya di Kuala Tanjung sehingga bisa tercipta kawasan industri baru. Sampai saat ini, ada beberapa investor yang berminat. Salah satunya dari China,” papar Bambang.