KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (IPC) telah mengirimkan surat ketertarikan sebagai operator Pelabuhan Patimban. "Kami sudah mengirimkan
letter of intent, jadi kalau nanti Kementerian Perhubungan melakukan lelang kita akan ikut," ungkap Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Kamis (12/7). Elvyn mengatakan, pihaknya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban. "Expertise kita memang disitu, kami juga memiliki capital untuk mengelola Patimban," tambahnya.
Tak hanya itu, IPC juga mengklaim dari sisi dana pihaknya juga terbilang sangat mampu. Sekadar tahu saja, untuk mengelola Pelabuhan Patimban, calon operator setidaknya perlu menggelontorkan Rp 2 triliun atawa 10% dari total proyek Patimban sendiri yang sebesar Rp 42 triliun. "Kita punya dana untuk itu," tegas Elvyn. Kendati begitu, saat ini IPC sendiri masih menunggu dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk menentukan siapa yang akan mengelola pelabuhan itu. Pasalnya, dalam proyek Pelabuhan Patimban pemerintah Indonesia memiliki porsi kepemilikan 51% sementara sisanya dipegang oleh Jepang. Untuk itu, pihaknya siap jika ditunjuk mengelola secara keseluruhan pelabuhan atau join bersama perusahaan Jepang. "Sampai hari ini belum ada keputusan dari Kementerian Perhubungan. Tapi, bagi kami kelola sendiri kita siap, join dengan pihak lain juga siap," tutur dia. Sekadar tahu saja, pemerintah merencanakan akan mulai membangun Pelabuhan Patimban di akhir bulan ini. Hal itu mengingat surat penetapan pemenang proyek sudah diserahkan dari Satker Patimban kepada Kontraktor Pemenang Proyek yaitu Konsorsium. Adapun konsorsium itu terdiri dari lima perusahaan sebagai kontraktor pelaksananya yakni Penta Ocean, Toa dan Rinkai dari perusahaan marine construction Jepang beserta BUMN Karya yakni PT. Wijaya Karya dan PT. PP Tbk pada bulan Mei 2018. "Pada Bulan Juli ini rencananya akan dilakukan groundbreaking pembangunan Pelabuhan Patimban untuk tahap pertama. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menargetkan Pelabuhan Patimban tahap pertama ini sudah bisa beroperasi pada tahun 2019,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, R Agus Purnomo bebrapa waktu lalu. Menurut Dirjen Agus, Pelabuhan Patimban akan mulai beroperasi pada tahun 2019 dengan kegiatan yang akan pada awalnya akan difokuskan untuk ekspor produk otomotif nasional ke luar negeri. "Pemerintah berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban nantinya akan berdampak lebih efisiennya biaya ekspor produk otomotif Indonesia ke luar negeri,” katanya. Seperti diketahui, Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pembangunan Pelabuhan Patimban ini dilaksanakan melalui pendanaan dari Official Development Assistance (ODA Loan) Pemerintah Jepang. Lebih jauh Dirjen Agus mengatakan bahwa dibangunnya Pelabuhan Patimban akan mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi Migas.
Pembangunan tiga tahap Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,5 Juta peti kemas (TEUS) dan 600.000 kendaraan bermotor (CBU). Pada Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS dan pada Tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7,5 juta Teus. “Nantinya Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor yang diangkut menggunakan kapal-kqpal kargo. Pelabuhan Patimban juga akan didukung area sarana penunjang (Backup Area) untuk mendukung efisiensi logistik dari dan ke Pelabuhan Patimban seluas 356 Ha,” tutup Agus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia