Pelindo II kisruh, pebisnis cemas



JAKARTA. Aksi pengunduran diri massal pejabat di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menunjukkan ketidakberesan dalam manajemen perusahaan pelat merah itu. Meski dampak ke pelayanan belum terasa, pebisnis logistik mulai antisipasi.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Masita menyatakan, pengunduran diri puluhan pejabat Pelindo II menunjukkan ada ketidakberesan di internal perusahaan. "Tingkat kepercayaan kami semakin menurun. Ini ketiga kalinya fakta yang memperburuk Pelindo," katanya, Jumat (13/12).

Tiga fakta itu, pertama, aksi mogok asosiasi bongkar muat karena tidak puas dengan kebijakan Pelindo II. Kedua, putusan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yang menilai Pelindo II memonopoli usaha di bisnis jasa pelabuhan. Ketiga, pengunduran massal pejabat.


Padahal, posisi Pelindo II sebagai operator pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Belawan, Pekanbaru, dan Lampung sangat penting. Apalagi, khusus pelabuhan Tanjung Priok, kegiatan ekspor dan impor Indonesia mayoritas berasal dari situ. "Ada 70% impor dan 80% ekspor yang lewat Priok," kata Zaldi.

Jika dibiarkan berlarut-larut, kekacauan internal di Pelindo II bakal berakibat pada kebijakan yang diambil tidak efektif. Asal tahu saja, tahun ini, Pelindo II sudah mengerek biaya kontainer 10%-15%. Bila tahun depan kebijakan serupa bakal diambil, pengusaha logistik jelas bakal menolak.

Meski begitu, arus logistik masih tetap jalan dan lancar. Mungkin di saat yang sama, pebisnis logistik sedang terkena imbas rupiah yang loyo yang menyebabkan volume impor turun sekitar 10%-15%.

RJ Lino, Direktur Utama Pelindo II menyatakan, dari sejumlah pejabat yang mengundurkan diri, hanya tiga orang yang disetujui, termasuk Direktur Personalia dan Umum, Cipto Pramono. "Saya kecewa karena beliau melanggar kepercayaan yang saya berikan," katanya ke KONTAN tanpa merinci lebih lanjut.

Lino menjamin, semua kegiatan arus bongkar muat tidak ada kendala. "Silakan lihat sendiri ke Priok," tandasnya. Ia yakin, yang diterapkan di Pelindo II untuk meningkatkan kinerja dan menjadikan Pelindo II salah satu pengelola pelabuhan terpandang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon