Pelindo II sulit pangkas dwelling time Palembang



KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) kesulitan menekan waktu bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Boom Baru, Palembang pada tahun ini. Alasannya,terjadi peningkatan volume barang seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur di Palembang.

General Manager Pelindo II Cabang Palembang Agus Hendrianto mengaku, kesulitan memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo yang meminta waktu bongkar muat berkisar 2,5 hari-3 hari. Volume barang di pelabuhan meningkat 30% sementara infrastruktur di pelabuhan demikian terbatas.

"Panjang dermaga hanya 750 meter, artinya hanya bisa menampung tiga kapal ukuran 250 meter untuk bersandar. Selain itu, alat-alat bongkar muat juga terbatas," kata Agus, Minggu (19/11), di Palembang.


Tak hanya itu, terkait dengan peningkatan daya saing pelabuhan ini, Pelindo II juga melakukan perbaikan infrastruktur sehingga areal pelabuhan pun menjadi semakin terbatas.

"Rasio antara areal yang terpakai dengan yang tidak terpakai sudah di atas 50%, dan bila 60% itu masuk kategori warning. Ini artinya sudah benar-benar maksimal," kata dia.

Namun berbagai kendala itu bukan menjadi alasan Pelindo II untuk meningkatkan daya saing logistik Indonesia. "Seperti pesan Sekda Provinsi bahwa kami harus terus berjuang walaupun banyak faktor penghambat," ujar dia.

Di tengah kondisi ini, target laba perusahaan pada semester I/2017 dapat tercapai yakni Rp 31 miliar atau melebih target 5%.

Meski demikian, menurutnya, masih banyak pekerjaan yang belum selesai karena target utama yang akan dikejar pemerintah saat ini yakni membangun kontektivitas dari Sabang sampai Marauke.

"Seperti diketahui luasnya wilayah Indonesia menjadi potensi luar biasa dan sekaligus tantangan untuk pembangunan sektor transfortasi ini," ujar dia.

Pemerintah pun telah meluncurkan strategi khusus untuk membangun konektivitas antar wilayah ini yakni membangun 65 pelabuhan, jalur kereta api dalam kota dan luar kota, pelabuhan nonkomersil, tol laut, 15 bandara udara baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia