Pelindo III bermitra dengan 4 konsorsium PBM



JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menggandeng 4 konsorsium perusahaan bongkar muat (PBM). Tujuannya adalah menjalankan operasional bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dengan konsep konsorsium, perusahaan bongkar muat lebih maksimal dalam berinvestasi dan menjalankan operasionalisasi terminal pelabuhan.Kahumas Pelindo III, Iwan Sabatini mengatakan perusahaan bongkar muat yang bergabung dalam konsorsium semuanya tercatat sebagai anggota aktif dari Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI).Mereka adalah PT Jamrud Konsorsium Utama (Jaskotama) yang terdiri dari 16 PBM, PT Jamrud Selatan Terminal Konsorsium (Jastek) dengan 10 PBM, PT Mirah Terminal Konsorsium Utama (MTKU) dengan 8 PBM dan PT Nilam Konsorsium Stevedoring Indonesia (NKSI) dengan 10 PBM. "Penandatanganan kerjasama dengan 4 PBM sudah ditandatangani pada bulan Januari 2011," ungkap Iwan, akhir pekan kemarin.Iwan mengatakan PBM konsorsium itu akan menjalankan operasional bongkar muat di semua terminal pelabuhan Tanjung Perak. Pelabuhan utama di Surabaya itu memiliki 4 terminal yaitu Terminal Jamrud Utara, Terminal Jamrud Selatan, Terminal Mirah dan Terminal Nilam. Iwan mengatakan dengan berbentuk konsorsium, maka PBM akan lebih kuat dari sisi permodalan sehingga bisa meningkatkan produktivitas bongkar muatnya. Kerjasama dengan PBM menurut Iwan merupakan bagian dari peran Pelindo III yang telah mengalami perubahan setelah berlakunya UU 17/2008 dan PP 61/2009. Sebelumnya Pelindo III berperan sebagai regulator dan operator. Tapi saat ini, peran mereka hanya sebagai operator pelabuhan saja. Untuk meningkatkan aktivitas bongkar muat, Iwan mengatakan Pelindo III juga tengah melakukan penataan dan revitalisasi terminal di beberapa cabang termasuk pelabuhan Tanjung Perak. Pengembangan Tanjung Perak akan dilakukan dengan membangun terminal multifungsi Teluk Lamong. Untuk itu Pelindo III telah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini.Ketua Umum Dewan Pengguna Jasa Kepelabuhanan Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengatakan Pelindo sebagai operator pelabuhan seharusnya sudah siap dengan peralatan dan sumber daya manusia (SDM) sehingga tidak perlu bekerja sama dengan konsorsium PBM.Jika aktivitas bongkar muat dikerjakan konsorsium, maka biaya yang ditanggung pemilik barang menjadi lebih tinggi karena baik Pelindo maupun PBM sama-sama berkepentingan mengambil untung. "Yang merasakan dampaknya adalah pemilik barang karena biaya yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi," ungkap Toto.Padahal, menurut Toto, jika dikerjakan sendiri justru keuntungan yang diperoleh Pelindo sebagai operator pelabuhan menjadi semakin besar. Pemilik barang sendiri sebenarnya menurut Toto selain membutuhkan kecepatan aktivitas bongkar muat, juga membutuhkan efisiensi biaya. Hal itu bertujuan untuk menghindari kenaikan harga barang yang akan dijual ke masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: