JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akhirnya memulai pembangunan jalan layang yang menghubungkan antara Terminal Teluk Lamong dengan ruas tol Surabaya-Gresik dan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya. Prosesi tersebut ditandai dengan acara ground breaking yang dihadiri oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. "Dengan pembangunan flyover maka Terminal Teluk Lamong sebagai multipurpose terminal yang penting di Pelabuhan Tanjung Perak akan mudah diakses melalui Jalan Lingkar Luar Barat yang menghubungkan Surabaya utara dan selatan,” ujar Husein Latief, Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelindo III dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/9). Menurutnya sejak awal pengembangan teluk Lamong memang sengaja diciptakan secara multi moda. Selain jalan layang yang melibatkan pengelola jalan tol PT Marga Bumi Matra Raya dan pengembang PT Mitra Karya Multiguna, terminal juga bias diakses menggunakan jalan eksisting yaitu Jalan Tambak Osowilangon, kereta api dan monorel peti kemas. Dalam kesempatan itu Risma sendiri mengungkapkan sudah banyak negara tetangga yang menyatakan minat untuk menyelenggarakan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak. Kata dia, beberapa negara itu menginginkan Surabaya segera siap, agar tidak perlu transit ke Singapura sehingga lebih mengefisienkan biaya pengiriman. ”Saya ingin harga barang menjadi lebih murah untuk warga Surabaya, juga Jawa Timur, bahkan kawasan Indonesia timur,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pelindo III garap askes ke pelabuhan Teluk Lamong
JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akhirnya memulai pembangunan jalan layang yang menghubungkan antara Terminal Teluk Lamong dengan ruas tol Surabaya-Gresik dan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya. Prosesi tersebut ditandai dengan acara ground breaking yang dihadiri oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. "Dengan pembangunan flyover maka Terminal Teluk Lamong sebagai multipurpose terminal yang penting di Pelabuhan Tanjung Perak akan mudah diakses melalui Jalan Lingkar Luar Barat yang menghubungkan Surabaya utara dan selatan,” ujar Husein Latief, Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelindo III dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/9). Menurutnya sejak awal pengembangan teluk Lamong memang sengaja diciptakan secara multi moda. Selain jalan layang yang melibatkan pengelola jalan tol PT Marga Bumi Matra Raya dan pengembang PT Mitra Karya Multiguna, terminal juga bias diakses menggunakan jalan eksisting yaitu Jalan Tambak Osowilangon, kereta api dan monorel peti kemas. Dalam kesempatan itu Risma sendiri mengungkapkan sudah banyak negara tetangga yang menyatakan minat untuk menyelenggarakan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak. Kata dia, beberapa negara itu menginginkan Surabaya segera siap, agar tidak perlu transit ke Singapura sehingga lebih mengefisienkan biaya pengiriman. ”Saya ingin harga barang menjadi lebih murah untuk warga Surabaya, juga Jawa Timur, bahkan kawasan Indonesia timur,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News