KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus memperkuat bisnisnya dalam mengintegrasikan pelabuhan dengan kawasan industri. Salah satu upaya Pelindo adalah berkolaborasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik, Jawa Timur. KEK JIIPE dimiliki oleh dua entitas, yakni Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) sebagai pengembang dan pengelola kawasan industri dan PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS) sebagai pengelola kawasan pelabuhan. Baik Pelindo maupun PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sama-sama memiliki saham di kedua perusahaan tadi sebagai bentuk kerja sama pengelolaan KEK JIIPE. Direktur Utama Pelabuhan Indonesia Arif Suhartono menegaskan, JIIPE merupakan bagian dari strategi Pelindo dalam mengembangkan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan.
"Integrasi itu akan menyelesaikan berbagai masalah konektivitas antara kawasan industri dengan pelabuhan seperti
delays trucking, keterbatasan moda transportasi, waktu tempuh yang tinggi, dan keterbatasan infrastruktur jalan," jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin (13/11).
Baca Juga: Pemerintah Akan Cabut Status KEK yang Pertumbuhan Investasinya tidak Signifikan Dibangun sejak 2012, kawasan industri JIIPE resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2021 tertanggal 28 Juni 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Gresik dengan kegiatan usaha yang terdiri atas produksi dan pengolahan; logistik dan distribusi; riset, ekonomi digital, pengembangan teknologi; dan pengembangan energi dengan didukung industri 4.0. Kawasan dengan luas total 3.000 hektare (Ha) ini terdiri dari pengembangan kawasan industri seluas 1.761 Ha dan pelabuhan seluas 406 Ha, di mana kedua area tersebut berstatus sebagai KEK dengan didukung kawasan residensial seluas 800 Ha. Dengan berbagai kluster yaitu metal, elektronik, kimia, energi, serta support dan logistik yang berorientasi ekspor, KEK JIIPE terintegrasi dengan pelabuhan laut dalam memiliki fasilitas dermaga multipurpose seluas 500x50 meter dengan panjang dermaga 1.000 meter, dan didukung kedalaman laut hingga -14 low water spring (LWS). Pelabuhan di KEK JIIPE pun memiliki kemampuan untuk menampung kapal hingga 100.000 deadweight tonnage (DWT). Direktur HR dan Logistik Berkah Kawasan Manyar Sejahtera Agung P. Guritno menambahkan, KEK JIIPE tidak hanya terintegrasi dengan pelabuhan, melainkan juga terdapat akses tol, yaitu tol Surabaya-Manyar dan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM). Saat ini Tol KLBM sedang dalam tahap penyelesaian untuk ruas Bunder-Manyar yang nantinya jalan tol tersebut akan terintegrasi dengan Tol Trans Jawa dan memiliki akses langsung dari KEK JIIPE. “Jarak JIIPE ke pintu tol Surabaya-Manyar hanya tiga kilometer yang terhubung dengan jalan provinsi yang dikenal dengan jalan Daendels,” tutur Agung.
Baca Juga: Pelindo Gencar Kembangkan Pelabuhan Terintegrasi dengan Kawasan Industri Sejak ditetapkan sebagai KEK, investasi yang masuk ke KEK JIIPE sudah mencapai kisaran Rp 52 triliun dan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan kawasan. Pemerintah sendiri menargetkan investasi asing (Foreign Direct Investment) di KEK JIIPE mencapai US$ 16 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. Target tersebut dipercaya dapat terpenuhi oleh KEK JIIPE karena adanya berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah dan kawasan industri, terutama konektivitas antarwilayah di sekitar Gresik dan dengan pelabuhan.
Salah satu investasi besar di KEK JIIPE adalah pengembangan fasilitas pengolahan hasil tambang atau smelter yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia senilai US$ 3 miliar. Sebagai bagian dari program hilirisasi industri pemerintah, Freeport menjadi anchor tenant JIIPE dengan lahan seluas 100 Ha. Sampai akhir Agustus 2023, pembangunan smelter Freeport di KEK JIIPE sudah mencapai 76% dan ditargetkan dapat beroperasi pada Mei 2024. "Pabrik smelter Freeport merupakan salah satu dari 21 perusahaan yang telah bergabung di JIIPE," tandas Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari