Pelindo siapkan dana Rp 125 miliar untuk pengerukan Pulau Baai



JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II telah menyiapkan dana sekitar Rp 125 miliar untuk melakukan pengerukan pada alur masuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Pengerukan sendiri ditargetkan bisa selesai dalam kurun waktu 3,5 bulan.Sekretaris Perusahaan Bidang Humas PT Pelindo II, Hambar Wiyadi mengatakan, jumlah pasir yang harus dikeruk di alur masuk pelabuhan itu sekitar 4 juta meter kubik. Pengerukan yang akan dilakukan menurutnya sedikit berbeda dengan pengerukan di tempat lain. Pasalnya, pasir yang menumpuk sudah mengeras dan sulit untuk diangkat hingga harus menggunakan kapal keruk jenis cutter. "Tingkat kesulitannya lebih tinggi, jadi dana yang dibutuhkan bisa mencapai Rp 125 miliar," ungkap Hambar, Senin (7/1).Sekedar informasi, pengerukan pada alur masuk pelabuhan itu selama ini sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu yang bekerja sama dengan PT Pathaway. Namun pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal karena cara pembayaran yang akan dilakukan oleh Pelindo Cabang Pelabuhan Pulau Baai masih dipersoalkan.Hambar enggan berkomentar mengenai pengerukan yang dilakukan oleh Pathaway karena menurutnya saat ini mereka sudah berhenti melakukan pekerjaan pengerukan. Masuknya Pelindo II untuk mengerjakan langsung pengerukan pelabuhan itu menurutnya karena kondisi yang mendesak untuk mengamankan distribusi logistik di Bengkulu.Direktur Utama PT Pelindo II R J Lino mengatakan, pengerukan di alur masuk pelabuhan itu akan dilakukan segera sesuai dengan instruksi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal itu mengingat Pelabuhan Pulau Baai memiliki peran penting sebagai gerbang rantai perekonomian daerah Bengkulu dan sekitarnya. “Pemerintah menyadari adanya kendala yang dirasakan oleh para pengguna jasa untuk berlabuh," ungkap Lino.

Untuk tahap pertama, mereka akan melakukan pengerukan hingga kedalaman 6 meter. Pengerjaan proyek ini diperkirakan akan memakan waktu selama 3,5 bulan. Saat ini menurutnya kedalaman pada alur masuk perairan Pelabuhan Pulau Baai hanya kurang dari 4,5 meter. Akibatnya setiap bulan terjadi kapal kandas yang berjumlah rata-rata 25 unit kapal. Padahal kapal yang keluar masuk di Pelabuhan Pulau Baai mencapai 9 unit per hari.

Saat ini, kapal yang bisa berlabuh di sana hanya yang berukuran 1.000 gross weight tonnage (GWT). Sementara kapal dengan bobot di lebih berat yang mengangkut berbagai jenis komoditi tidak dapat berlabuh. Akibatnya Pelindo II Cabang Pelabuhan Pulau Baai mengalami potensi kerugian miliaran rupiah.


Pelabuhan itu dipergunakan oleh kapal-kapal untuk mengangkut berbagai komoditi utama daerah Bengkulu di antaranya adalah batubara, cangkang dan crumb rubber. Selain dikirim ke berbagai daerah lain di Indonesia, komoditi itu juga dibawa ke beberapa negara di kawasan Asia dan Amerika.

Meski mengalami pendangkalan alur masuk, Lino mengatakan arus kunjungan kapal di Pelabuhan Pulau Baai terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, jumlah kunjungan kapal mencapai 1.200 unit atau 1,6 juta GT. Angka itu meningkat sebesar 21,5% dari realisasi tahun 2009 yang mencapai 988 unit atau 1,2 juta GT. "Dengan pengerukan ini, diharapkan berdampak pada peningkatan produktivitas Pelabuhan Bengkulu," terang Lino

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie