KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Air Services akan terus memacu bisnisnya di Tanah Air dengan menambah rute-rute baru serta menambah 10 pesawat baru setiap tahunnya. Pelita Air optimistis sampai dengan akhir tahun 2022 faktor muat penumpang (
passenger load factor) akan mencapai 70%. Direktur Utama Pelita Air Services Dendy Kurniawan mengatakan, saat ini Pelita Air sudah mengoperasikan dua pesawat Airbus A320-200 yang melayani rute Jakarta-Bali dan Jakarta-Yogyakarta. Dipilihnya kedua rute ini karena dinilai sebagai destinasi terfavorit untuk berlibur dan berwisata. Ditambah pula, saat pandemi dua kota itu merupakan tujuan utama masyarakat.
“Memang itu sengaja kami pilih apalagi sekarang musim libur,
peak season. Itu momentum dan tempat yang tepat bagi kami
building awareness dan
branding,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (22/6). Sejatinya, Pelita Air memang hanya fokus melayani penerbangan domestik. Dia mengemukakan, pihaknya akan mengerek faktor muat penumpang hingga 70% sampai di akhir tahun 2022. Sebagai informasi, di awal beroperasi,
load factor Pelita Air masih di level 46%-47% yang kemudian per hari ini sudah membaik hampir menyentuh 60%.
Baca Juga: Tambah Rute Baru, Pelita Air Terbang Perdana Jakarta-Yogyakarta-Jakarta “Ini di luar dugaan karena awalnya kami memprediksi baru di 50%-an. Dengan target
load factor 70% tersebut bagi
airline baru ini sudah luar biasa,” kata Dendy. Dendy mengungkapkan sampai dengan akhir tahun ini Pelita Air akan mengoperasikan 8 pesawat. Artinya, pihaknya akan menambah 6 pesawat anyar. Nantinya pesawat ketiga akan datang pada minggu pertama Juli 2022 dan lima pesawat lainnya di akhir November 2022 dan akhir tahun ini. “Kami berencana setiap tahun akan menambah 10 pesawat Airbus baru,” ujar Dendy. Penambahan pesawat ini diakuinya akan disewa dari lessor. Dendy menjelaskan, tidak ada investasi kecuali membayar
security deposit. Sebelum Pelita Air menambah rute baru ke Surabaya, Balikpapan, dan kota-kota besar lainnya, pihaknya akan fokus untuk menyeimbangkan frekuensi penerbangan di rute yang saat ini sudah dilayani. Misalnya saja rute ke Bali pihak kompetitor sudah bisa terbang delapan kali hingga sembilan kali dalam sehari, sedangkan saat ini pihaknya baru melayani dua kali penerbangan ke sana. Dendy bilang, setidaknya Pelita Air minimal dapat melayani hingga delapan kali penerbangan. Secara umum, Dendy melihat bahwa bisnis penerbangan memiliki potensi yang besar di Indonesia.
Baca Juga: Pelita Air Tambah Rute Penerbangan Jakarta - Yogyakarta “
Pertama, Indonesia merupakan negara kepulauan di mana ada 17.000 pulau yang selalu disampaikan Presiden Jokowi, artinya transportasi udara adalah kebutuhan utama,” kata dia. Meskipun ada transportasi laut, menimbang soal waktu yang ditempuh orang cenderung lebih memilih transportasi udara.
Kedua, potensi penumpang di Indonesia yang sangat besar. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara keempat terbesar dari sisi populasi atau jumlah penduduknya. Lantas pertimbangan ketiga, Indonesia sedang mengembangkan pariwisata yang tersebar di seluruh Indonesia, bukan hanya Bali. “Dari sini saja sudah terlihat Indonesia membutuhkan
airline,” kata Dendy. Atas dasar kebutuhan yang besar ini, pihaknya juga melihat bahwa pemain atau pelaku usaha yang bergerak pada bisnis maskapai penerbangan di Indonesia baru ada empat pemain. Dua maskapai penerbangan memberikan jasa penerbangan yang sangat
segmented, sedangkan sisa dua pemain lainnya belum bisa memenuhi permintaan dan potensi yang ada di Indonesia. “Banyak rute yg belum dilayani oleh
airlines Indonesia. Nah tugas ini bukan hanya tugas
airline tetapi juga stakeholder untuk memikirkan bagaimana supaya
airline mau terbang ke daerah
low density di luar Surabaya, Medan, dan Bali. Jadi di situ sangat besar sekali potensinya,” ujarnya.
Baca Juga: Hindari Monopoli Industri Penerbangan, Kebijakan Erick Thohir Selamatkan Garuda Tepat Ditambah pula, dengan adanya pagebluk Covid-19, berdampak pada perusahaan maskapai penerbangan lain sehingga menurut Dendy kedatangan Pelita AIr menjadi lebih mutlak untuk menambah kapasitas di dunia penerbangan Tanah AIr. Dengan adanya potensi pasar dan agenda bisnis tersebut, Dendy menargetkan di 2023 Pelita Air sudah dapat mencatatkan keuntungan meskipun belum terlalu besar. “Menurut hitung-hitungan kami melihat dari animo dan respon masyarakat kami sangat optimistis di 2023 sudah mencatatkan laba meskipun masih
very slight thin margin,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari