Pelita Samudera bidik pendapatan 2017 tumbuh 20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI), Selasa (5/12), resmi menjadi emiten ke-31 yang melantai di bursa saham tahun ini dan emiten ke-561 di BEI. Dari aksi penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) tersebut, PSSI mengantongi dana sebesar Rp 135 miliar.

Direktur Utama PSSI Iriawan Ibarat menyatakan, kinerja perusahaan sampai dengan kuartal IV-2017 sesuai dengan target. Untuk tahun ini, PSSI membidik pendapatan tumbuh di atas 20% menjadi sekitar US$ 49 juta.

"Jadi ini sesuai dengan rencana kami yang dipaparkan sebelum listing," kata Iriawan dalam paparan resmi di BEI, Jakarta, Selasa (5/12).


Lanjutnya, tahun ini, PSSI menargetkan bisa membukukan laba bersih lebih dari Rp 50 miliar. Pada tahun lalu, PSSI masih mencatatkan rugi.

Rencananya, 60% dana hasil IPO akan digunakan untuk membeli satu unit kapal mother vessel senilai US$ 800 juta guna meningkatkan kapasitas armada. "Akan kami realisasikan pada kuartal I tahun 2018," lanjutnya.

Lalu 20% dana IPO akan digunakan untuk melunasi sebagian utang kepada Bank UOB Singapura sebesar US$ 2 juta. Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian bahan bakar, suku cadang dan pemeliharaan.

Untuk tahun depan, kinerja PSSI akan banyak ditopang kinerja perusahaan tambang batubara. Pasalnya, perusahaan bisa turut kecipratan berkah dari adanya kenaikan harga batubara.

"Industri batubara sangat baik dan kami harap bisa berlanjut pada tahun depan. Outlook cukup stabil dan kami mendapatkan keuntungan dari kestabilan industri batubara," terangnya.

Dia menyatakan, tahun ini, PSSI bisa mengerjakan pengangkutan 30 juta tonase batubara. Tahun depan, diprediksi jumlah pengangkutan akan meningkat. Pelanggannya terdiri dari pelanggan domestik dan asing.

Pelayaran diantaranya seperti di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, maupun antar pulau seperti Kalimantan-Jawa. "Tahun depan kami harapkan akan berkembang. Tapi belum bisa share (jumlah tonase)," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini