KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan inflasi dan lonjakan harga komoditas menjadi tantangan bagi emiten di sektor konsumer. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pun menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan kinerjanya di tahun ini. Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti optimistis pemulihan ekonomi di tengah terkendalinya pandemi covid-19 dan pelonggaran mobilitas masyarakat bisa mendorong pertumbuhan kinerja UNVR. Apalagi UNVR bisa meraih kinerja yang terbilang memuaskan pada kuartal pertama. "Kami memulai tahun 2022 dengan awal yang kuat. Kami memiliki tujuan mempertahankan momentum untuk selalu tumbuh di setiap kuartal. Fokus prioritas kami tumbuh lebih kuat setiap tahunnya," kata Ira dalam paparan publik yang digelar Rabu (15/6).
Adapun UNVR mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 10,83 triliun pada kuartal I 2022, tumbuh 5,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan itu, laba bersih UNVR juga mengalami kenaikan 19,52% menjadi Rp 2,02 triliun. Direktur Unilever Indonesia, Enny Hartati, menjelaskan bahwa pertumbuhan kinerja pada kuartal pertama tak lepas dari dorongan penjualan domestik yang naik 5,8%. Pertumbuhan juga terjadi di semua divisi. Baca Juga: Unilever Indonesia (UNVR) Bakal Tebar Dividen Rp 84 per Saham Divisi Home & Personal Care (HPC) meningkat 4,5%, sedangkan Foods & Refreshment (F&R) naik 8,5%. "UNVR masih bisa mempertahankan gross profit, didukung saving inisiatif yang diluncurkan sejak kuartal keempat tahun lalu," kata Enny. Enny membeberkan, ada tiga fokus yang akan dijalankan UNVR sepanjang 2022. Pertama, melanjutkan momentum pertumbuhan dan menghasilkan pertumbuhan yang kompetitif. Kedua, berinvestasi untuk pertumbuhan dengan terus mengelola tekanan inflasi. Enny bilang, UNVR pun akan tetap berinvestasi, terutama pada bagian manufaktur untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ketiga, mempertahankan disiplin biaya dan penghematan. Terlebih, inflasi dan fluktuasi harga komoditas dunia yang melonjak menjadi tantangan yang mesti diantisipasi. Enny mengamini, kondisi ini menekan margin perusahaan. Untuk mengurangi tekanan pada margin, UNVR akan melanjutkan strategi efisiensi di setiap lini perusahaan. Hal itu juga berkaitan dengan strategi jangka pendek dan jangka panjang perusahaan, supaya beban yang didapat tidak sepenuhnya diteruskan kepada konsumen. "Kenaikan harga untuk kuartal berikutnya akan dilakukan secara selektif. Kami juga ingin make sure kompetitif dari brand di market tetap terjaga," imbuh Enny. Baca Juga: UNVR hingga JSMR Jadi Top Picks BRI Danareksa di Tengah Kenaikan Inflasi Global Dari sisi pengadaan bahan baku dan kemasan, UNVR memanfaatkan jaringan dari Unilever global. Sehingga, Unilever bisa bernegosiasi dengan supplier besar untuk mendapatkan harga yang kompetitif, di samping melakukan lindung nilai (hedging) pada harga yang tepat. Sedangkan dari sisi penjualan, UNVR menggencarkan strategi premiumisasi untuk memperkuat penetrasi ke pasar kelas menengah ke atas yang tumbuh dengan pesat. Pemasaran produk premium dilakukan di semua kategori untuk bisa mendongkrak Average Price Index (API). Direktur Unilever Indonesia, Ainul Yaqin, memberikan gambaran, pada kategori hair care, UNVR memiliki brand Sunsilk dan Clear yang sudah dikenal luas. Kedua produk tersebut memiliki API sekitar 100-120. Dalam strategi premiumisasi, UNVR juga gencar memasarkan Tresemme Keratin Shampoo yang memiliki API 140 dan Dove Micellar & Hyaluron Shampoo dengan API 170-200.
UNVR Chart by TradingView