JAKARTA. Satu lagi peluang investasi baru bagi investor ritel. Setelah obligasi negara ritel (ORI) dan sukuk negara ritel, tidak lama lagi akan hadir obligasi ritel terbitan korporasi di pasar finansial kita. Adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Indonesia Eximbank yang berniat menjual obligasi korporasi ritel pada semester I-2014. Surat utang ini akan menjadi obligasi korporasi ritel pertama di Indonesia. Tahap awal, LPEI akan merilis obligasi bagi investor ritel senilai Rp 500 miliar. Kemungkinan, minimal nilai pemesanan Rp 1 juta. "Namun masih belum final," ujar Basuki Setyadjid, Managing Director PT Indonesia Eximbank, kepada KONTAN, kemarin. Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) II 2014 yang senilai total Rp 24 triliun dalam tiga tahun. Dananya, untuk pembiayaan ekspor. Nah, tahun ini, obligasi yang diterbitkan senilai Rp 8 triliun. Dari jumlah itu, obligasi ritel yang akan diterbitkan senilai Rp 500 miliar setiap semester. Selebihnya, berupa obligasi korporasi biasa. Basuki menyatakan, pihaknya telah meminta restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penerbitan obligasi ritel ini.
Peluang baru: Obligasi ritel dari korporasi
JAKARTA. Satu lagi peluang investasi baru bagi investor ritel. Setelah obligasi negara ritel (ORI) dan sukuk negara ritel, tidak lama lagi akan hadir obligasi ritel terbitan korporasi di pasar finansial kita. Adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Indonesia Eximbank yang berniat menjual obligasi korporasi ritel pada semester I-2014. Surat utang ini akan menjadi obligasi korporasi ritel pertama di Indonesia. Tahap awal, LPEI akan merilis obligasi bagi investor ritel senilai Rp 500 miliar. Kemungkinan, minimal nilai pemesanan Rp 1 juta. "Namun masih belum final," ujar Basuki Setyadjid, Managing Director PT Indonesia Eximbank, kepada KONTAN, kemarin. Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) II 2014 yang senilai total Rp 24 triliun dalam tiga tahun. Dananya, untuk pembiayaan ekspor. Nah, tahun ini, obligasi yang diterbitkan senilai Rp 8 triliun. Dari jumlah itu, obligasi ritel yang akan diterbitkan senilai Rp 500 miliar setiap semester. Selebihnya, berupa obligasi korporasi biasa. Basuki menyatakan, pihaknya telah meminta restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penerbitan obligasi ritel ini.