Peluang besar, permintaan KUR Pariwisata masih kecil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sedang gencar mengembangkan sektor pariwisata, apalagi program 10 kawasan wisata prioritas yang sering disebut dengan Bali Baru menjadi andalan. Namun, permintaan kredit usaha rakyat (KUR) ke sektor ini masih belum massif.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kiryanto menyebut pengembangan sektor pariwisata memang membidik kredit korporasi.

Namun untuk mendukung ekosistem pariwisata, kredit menengah dan KUR masih memiliki peluang yang besar. Lantaran KUR mampu menjadi sumber pendanaan bagi UMKM di sekitar tempat wisata.


"KUR dari sektor pariwisata masih belum massif atau maksimal. Di BNI sendiri KUR paling banyak ke sektor manufaktur, pertanian, dan perdagangan," ujar Ryan panggilan akrab Kiryanto pada Senin (21/1).

Lanjut Ryan selain disubsidi oleh pemerintah sehingga berbunga rendah hanya 7%, KUR juga memiliki jaminan. Ryan bilang 70% dari penyaluran KUR dijamin oleh Askrindo atau Jamkrindo.

"Artinya memang harus hati-hati. Secara teknis asuransi itu layak diganti tapi kalau tidak eligible dan claimable bias tidak diganti. Sehingga tidak bisa asal salurkan saja, tahun lalu NPL KUR masih nol koma sekian," jelas Ryan.

Sepanjang 2018,KUR yang telah disalurkan oleh bank dengan sandi saham BBNI mencapai Rp 15,99 triliun dan menyentuh 147.691 penerima KUR di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk tahun ini, BNI menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp 16 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto