JAKARTA. Perusahaan financial technology (fintech) masih berpeluang besar mengais pasar di Indonesia. Mengutip data Statista.com, nilai transaksi perusahaan teknologi keuangan alias fintech tahun ini diperkirakan mencapai US$ 18,65 miliar atau Rp 251,77 triliun (asumsi kurs Rp 13.500 per dollar AS). Dari jumlah itu, sekitar US$ 18,61 miliar merupakan kontribusi pembayaran digital. Dengan pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 18,8%, tahun ini 2021 nilai transaksi akan mencapai US$ 37,15 miliar atau Rp 501,52 triliun. Ini potensi bisnis yang luar biasa. Bahkan Peneliti Indef Bhima Yudhistira melihat potensi bisnis fintech lebih besar lagi. Menurut dia, total kebutuhan pembiayaan nasional adalah Rp 1.649 triliun. Sementara kapasitas perbankan hanya Rp 660 triliun. Selisih Rp 989 triliun itu bisa diisi oleh fintech.
Peluang Bisnis Fintech Masih Terbuka Lebar
JAKARTA. Perusahaan financial technology (fintech) masih berpeluang besar mengais pasar di Indonesia. Mengutip data Statista.com, nilai transaksi perusahaan teknologi keuangan alias fintech tahun ini diperkirakan mencapai US$ 18,65 miliar atau Rp 251,77 triliun (asumsi kurs Rp 13.500 per dollar AS). Dari jumlah itu, sekitar US$ 18,61 miliar merupakan kontribusi pembayaran digital. Dengan pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 18,8%, tahun ini 2021 nilai transaksi akan mencapai US$ 37,15 miliar atau Rp 501,52 triliun. Ini potensi bisnis yang luar biasa. Bahkan Peneliti Indef Bhima Yudhistira melihat potensi bisnis fintech lebih besar lagi. Menurut dia, total kebutuhan pembiayaan nasional adalah Rp 1.649 triliun. Sementara kapasitas perbankan hanya Rp 660 triliun. Selisih Rp 989 triliun itu bisa diisi oleh fintech.